A. Hakikat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya.
Manusia pada hakikatnya adalah
mahluk yang mempunyai kemampuan berpikir logis dan analitis, sehingga dapat
mengarahkan dirinya kepada tujuan yang positif dan lebih baik.
Manusia
mampu mengakumulasikan dan mengembangkan pengetahuan yang didapatnya, sehingga
diperoleh pengetahuan yang lebih baru.
Demikian juga sifat keingintahuan dan perkembangan alam pikirannya juga
berkembang sejalan dengan perkembangan fisik tubuhnya (umur).
Manusia
dengan kemampuan berpikir dan bernalar dengan akal sehatnya memungkinkan untuk
selalu berbuat yang baik dan bijaksana untuk dirinya serta lingkungannya.
Manusia
adalah mahluk yang lemah apabila dibandingkan dengan mahluk lain, misalnya
gajah dapat mengangkat balok yang berat, kucing dapat berlari dengan cepat,
burung dapat terbang tinggi, buaya dapat berenang dengan cepat, dll.
Dengan
menggunakan akal yang disertai kemauan yang sangat kuat, maka manusia dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan
kedua alat tersebut (ilmu pengetahuan dan teknologi), manusia dapat mengangkat
barang yang beratnya puluhan ton, berlari cepat dengan mengendarai mobil,
terbang tinggi dengan pesawat terbang, menyelam dengan kapal selam, dan
sebagainya.
Dengan
modal ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dapat hidup menjadi lebih
baik, bahkan lebih dari itu dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi manusia dapat menguasai alam dan mengungguli mahluk
lain dimuka bumi ini.
Akal dan kemauan manusia yang sangat kuat
itulah menjadikan manusia memiliki sifat yang unik.
Manusia
sebagai mahluk hidup mempunyai ciri – ciri :
1.
Memiliki organ
tubuh yang kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya (cerdas).
2.
Mengadakan
metabolisme atau pertukaran zat, yaitu adanya zat yang masuk dan keluar.
3.
Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
4.
Memiliki
potensi untuk berkembang biak.
5.
Tumbuh dan
bergerak.
6.
Berinteraksi
dengan lingkungan.
7.
Apabila tiba
saatnya akan mengalami kematian.
Manusia dapat
berinteraksi dengan lingkungannya, artinya ;
a.
Manusia dapat
membuat alat – alat dan menggunakannya dalam kehidupan sehari – hari, sehingga disebut sebagai manusia kerja (homo
faber).
b.
Manusia dapat
berbicara (homo longuens), sehingga apa yang menjadi pemikiran
dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lainnya.
c.
Manusia dapat
hidup bermasyarakat (homo socius), tidak bergerombol seperti
binatang.
d.
Manusia dapat
melakukan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (homo aeconomicus).
Rasa
Ingin Tahu
Semua mahluk hidup termasuk manusia
memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari luar (lingkungan), misalnya
tumbuhan yang berhijau daun memberikan reaksi terhadap sinar matahari (fotosintesis).
Binatang memberikan reaksi terhadap
lingkungan dengan cara melakukan penjelajahan, misalnya harimau atau burung
ingin tahu tempat lain untuk mencari makanan dan sebagainya.
Rasa ingin tahu (kuriositas)
pada binatang didorong oleh naluri (instinct), dimana naluri
tersebut bertitik pusat pada mempertahankan kelestarian dan melangsungkan hidup
serta sifatnya tetap sepanjang zaman (idle curiosity).
Manusia selain mempunyai naluri
seperti tumbuhan dan binatang, manusia juga memiliki akal sehingga rasa ingin tahunya
tidak tetap sepanjang zaman (curiosity).
Perbedaan naluri manusia dengan
binatang :
A. Manusia ;
A. Manusia ;
1.
Mempunyai
naluri untuk menghamba kepada sesuatu yang lebih besar dan mententramkan jiwa.
2.
Mempunyai
naluri potensi akal, sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk.
3.
Mempunyai
naluri hawa nafsu, sehingga bisa mengendalikan nafsu (pengendalian diri).
B.
Binatang ;
1.
Tidakmempunyai
naluri untuk menghamba kepada sesuatu yang lebih besar dan mententramkan jiwa.
2.
Tidak mempunyai
naluri potensi akal, sehingga tidak bisa membedakan baik dan buruk.
3.
Tidak mempunyai
naluri hawa nafsu, sehingga tidak bisa mengendalikan nafsu (semaunya sendiri).
Manusia mempunyai rasa ingin tahu
yang berkembang, atau dengan perkataan lain manusia mempunyai kemampuan untuk
berpikir.
Rasa ingin tahu manusia tidak pernah
dapat terpuaskan. Apabila suatu masalah
dapat dipecahkan, maka akan timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya.
Manusia akan bertanya terus setelah
tahu tentang apa (what), maka selanjutnya ingin tahu bagaimana (how),
dan mengapa (why).
Manusia mampu menggunakan
pengetahuannya yang telah lama diperoleh (pengetahuan terdahulu) untuk
dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru, sehingga terjadi suatu akumulasi
pengetahuan dan akhirnya menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi.
Rasa ingin tahu yang terus
berkembang dan seolah – olah tanpa batas itu, menimbulkan perbendaharaan
pengetahuan pada diri manusia. Hal
tersebut bukan saja meliputi kebutuhan pokok untuk hidup sehari-hari, melainkan
juga berkembang kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.
Contohnya sebagai ilustrasi manusia
purba hidup dalam gua-gua atau diatas pohon, tetapi berkat pengetahuannya yang
bertambah terus dan kemampuan berpikir
maka manusia modern bisa membuat tempat tinggal berupa gedung – gedung
yang kokoh dan indah.
Lain halnya dengan burung manjar
misalnya dengan sarangnya yang indah tampak tidak mengalami perubahan sepanjang
masa. Demikian juga harimau yang hidup
dalam gua-gua atau monyet yang membuat sarang diatas pohon tidak mengalami
perubahan sepanjang zaman.
Perkembangan pengetahuan pada
manusia didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat yang selalu
tidak puas, dan sifat ingin yang lebih baik.
Dengan demikian maka akumulasi pengetahuan akan berlangsung lebih cepat.
Dengan selalu berlangsungnya
perkembangan pengetahuan, maka tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dari
binatang dan tumbuhan. Manusia merupakan
mahluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Rasa ingin tahu pada manusia tidak
sama setiap orangnya. Kegagalan yang
dialami manusia tidak akan membuat putus asa, melainkan akan membangkitkan
semangat yang lebih besar untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Manusia melakukan kegiatan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dengan cara menyelidiki sendiri, melanjutkan
penyelidikan yang pernah dilakukan orang lain, bekerja sama dengan orang lain,
dan sebagainya.
Dalam upaya memperoleh ilmu
pengetahuannya, manusia menggunakan dua aliran pemikiran / filsafat yaitu rasionalisme
dan empirisme.
Rasionalisme ; adalah aliran pemikiran yang mengembangkan pengetahuan
berdasarkan logika/deduksi.
Empirisme ; adalah aliran pemikiran yang mengandalkan hasil pengamatan dan
percobaan berdasarkan induksi.
Pemikiran
Deduksi (Deduktif) ; adalah cara
berpikir yang bertolak atau mulai dari pernyataan yang bersifat umum untuk
menarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Pemikiran
Induksi (Induktif) ; adalah cara
berpikir dengan tujuan menarik kesimpulan yang bersifat umum dari pengamatan
atau gejala – gejala yang bersifat khusus.
Manusia selalu merasa ingin tahu,
maka sesuatu yang belum dapat terjawab dikatakan wallahualam
artinya Allah yang lebih mengetahui, atau wallahualam bissawab artinya
Allah mengetahui sebenarnya.
Sedangkan pada manusia kuno (zaman
purba), ketika rasa ingin tahunya tidak terjawab seringkali mereka membuat
jawaban sendiri. Misalnya apakah pelangi
itu ? Mereka mencoba menjawab bahwa pelangi adalah selendang bidadari, maka
munculah pengetahuan baru yaitu bidadari.
Pertanyaan lain misalnya mengapa
gunung meletus ? Mereka mencoba menjawab karena yang berkuasa marah, maka
munculah pengetahuan baru yaitu yang berkuasa.
Selanjutnya dengan logika munculah pengetahuan baru yang berkuasa pada
lautan, sungai, hutan, dan sebagainya.
Pengetahuan baru yang merupakan
kombinasi antara pengamatan, pengalaman dengan kepercayaan disebut mitos.
Menurut C.A. Van Peursen,
mitos adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah
tertentu kepada sekelompok orang. Cerita
tersebut dapat disebarluaskan dari mulut ke mulut, atau dapat pula diungkapkan
lewat tarian, pementasan seni, pergelaran wayang, dan sebagainya.
Secara garis besar, mitos dibedakan
menjadi 3 macam :
- Mitos
Sebenarnya ;
Manusia dengan imajinasinya berusaha
menerangkan gejala alam yang ada tetapi belum tepat, karena kurang
pengetahuannya sehingga untuk hal tertentu dikaitkan dengan seorang tokoh atau
dewa/dewi (Pelangi-Bidadari).
b.
Cerita Rakyat ;
Manusia
berusaha mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat
dan benar ada, hanya sulit diperiksa kebenarannya karena disampaikian dari
mulut ke mulut (Lutung Kasarung, Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Emas,
dan sebagainya).
c.
Legenda ;
Manusia
berusaha mengemukakan seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu
daerah dan dihubungkan dengan apa yang terdapat di suatu lingkungan sebagai
bukti kebenarannya (Sangkuriang-Gunung Tangkuban Perahu).
Mitos dapat diterima orang pada saat
itu karena keterbatasan penginderaan dan penalaran, serta hasrat ingin tahu
yang perlu segera dipenuhi. Sehubungan
dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode pemecahan
masalah secara ilmiah yang disebut metode ilmiah (Scientific method).
Keterbatasan
Alat Indera Manusia :
- Alat
Penglihatan ;
Banyak benda - benda yang bergerak begitu
cepat sehingga tidak tampak jelas oleh mata.
Mata manusia tidak dapat membedakan sepuluh gambar yang berbeda dalam
satu detik.
b. Alat Pendengaran ;
Pendengaran manusia terbatas pada getaran
yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 hertz per detik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 hertz
per detik tidak terdengar.
c.
Alat Pencium dan Pengecap ;
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda
yang dicecap (dicicipi) maupun yang diciumnya.
Manusia hanya bisa membedakan empat jenis rasa, yaitu rasa manis, asin,
asam, dan pahit.
Bau
seperti parfum dan bau – bauan yang lain dapat dikenali oleh hidung manusia,
apabila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta ppm. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu
benda dengan benda yang lainnya. Tetapi
tidak semua orang bisa melakukannya.
d.
Alat Perasa ;
Alat perasa pada kulit manusia dapat
membedakan panas atau dingin, namun sangat relatif, sehingga tidak bisa dipakai
sebagai alat observasi.
Selain keterbatasan tersebut,
seringkali indera manusia yang satu berbeda kemampuannya dengan indera manusia
yang lain. Misalnya ada yang sangat
tajam penglihatannya, ada yang tidak.
Demikian juga ada yang tajam penciumannya, ada yang lemah.
Akibat dari keterbatasan –
keterbatasan alat indera manusia tersebut, maka mungkin saja dapat menimbulkan
salah informasi, salah tafsir, dan kesalahan dalam pemikiran.
Contoh penginderaan menimbulkan
kekeliruan informasi, misalnya indera mata ketika kita duduk dalam sebuah
gerbong kereta api yang sedang melaju cepat, maka pohon dipinggir jalan yang
kita lalui tampak berlari menjauhi kita.
Puncak pemikiran mitos adalah pada
zaman Babilonia, yaitu kira-kira 700 – 600 sebelum masehi. Orang Babilonia berpendapat bahwa alam
semesta ini merupakan ruangan setengah bola dengan bumi yang datar sebagai
lantainya dan langit sebagai atapnya.
Tetapi yang menakjubkan bahwa orang
Babilonia telah mengenal dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali
matahari beredar kembali ke tempat semula adalah 365,25 hari.
Karena kemampuan berpikir manusia
semakin maju dan disertai pula oleh perlengkapan pengamatan seperti misalnya
teropong untuk mengamati bintang yang makin sempurna, maka mitos dengan
berbagai legendanya semakin ditinggalkan orang.
B. Perkembangan
Fisik, Sifat, dan Pikiran Manusia
Tubuh manusia mulai berkembang sejak
dalam rahim ibunya sampai manusia tersebut dilahirkan dan terus berkembang
sampai menjadi manusia dewasa.
Fisik manusia berubah mulai sejak
berupa sel yang sederhana, selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang
sempurna. Sel sederhana berasal dari sel
kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur.
Lima minggu setelah terjadi
konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi
serambi kiri dan serambi kanan pada minggu ke 9.
Pada minggu ke 13, janin sudah mulai
berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya
pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Perkembangan fisik tubuh manusia
dapat mengarah kepada bentuk tubuh pria atau wanita. Perbedaan tersebut diciptakan karena masing –
masing mempunyai peran biologis yang berbeda.
Pada usia 32 minggu, janin sudah
mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan posisi kepala berada di bawah
semakin mendekati lubang kelahiran.
Perkembangan yang paling cepat
terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Sedangkan perubahan fisik yang sangat nyata
terjadi pada masa pubertas, yang ditandai dengan tanda kedewasaan berupa
tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ reproduksi.
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan
pengetahuan semasa anak – anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan
lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun perkembangan
kecerdasan sangat cepat, mulai dari belajar makan, belajar berbicara, dan
belajar berjalan. Pada rentang usia
antara 2 – 7 tahun rasa ingin tahu akan semakin besar.
Masa remaja merupakan masa
pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha
untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum
memadai.
Setelah menginjak usia 30 tahun,
manusia mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai
individu yang bertanggung jawab pada posisi yang sebenarnya.
Cara orang dewasa memburu
pengetahuan didasari oleh caranya dahulu sebagai anak mengembangkan
kemampuannya untuk menemukan pengetahuan dari alam sekitarnya.
Para ahli pendidikan dan psikologi,
memaparkan dan membagi perkembangan sifat dan alam pikiran manusia secara
kronologis mulai dari masa bayi, masa anak – anak, masa usia sekolah, masa
remaja, dan masa dewasa.
C. Sejarah
Pengetahuan Yang Diperoleh Manusia.
Sebenarnya, pengetahuan telah
diperoleh manusia sejak manusia muncul di muka bumi. Perkembangan pengetahuan yang pesat dimulai
sejak ratusan tahun sebelum Tahun Masehi.
Para ahli sejarah membagi
perkembangan pengetahuan menjadi 4 zaman, yaitu Zaman Purba (Babilonia), Zaman
Yunani Kuno, Zaman Pertengahan, dan Zaman Modern.
1.
Zaman Purba (Babilonia) ;
Pengetahuan yang dikumpulkan pada
zaman purba berasal dari kemampuan mengamati dan membedakan, serta dari hasil
percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error.
Semua pengetahuan yang diperoleh
pada waktu itu diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal
– usul dan sebab – akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki
kemampuan menulis, membaca, dan berhitung, maka pengetahuan yang terkumpul
dicatat dengan rapih dan berlangsung terus menerus.
Hasil pengamatan dan pencatatan
peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan pembagian waktu dimana
satu tahun dibagi menjadi 12 bulan, satu minggu menjadi 7 hari, satu hari
menjadi 24 jam.
Selanjutnya satu jam dibagi menjadi
60 menit, satu menit menjadi 60 detik.
Satu lingkaran penuh sama dengan 360.
Bahkan astronom Babilonia dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari
tiap 18 tahun tambah sepuluh atau sebelas hari, ini terjadi kira-kira 3000 SM.
Pada tahun 2980 – 2950 SM, telah
berhasil dibangun piramid di kota Mesir dengan maksud untuk menghormati para
dewa, agar tidak lagi terjadi bahaya banjir di sungai Nil.
Berhasilnya pembangunan piramid
tersebut, menunjukkan bahwa pengetahuan tentang teknik bangunan dan matematika
khusunya geometri dan aritmatika saat itu telah maju.
2.
Zaman Yunani Kuno ;
Perkembangan ilmu pengetahuan
berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, hal tersebut disebabkan oleh
kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani.
Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima
pengetahuan sebagaimana adanya, tetapi secara spekulatif mencoba mencari
jawaban tentang asal – usul dan sebab – akibat dari segala sesuatu.
Beberapa tokoh pembaharu pada saat
itu adalah :
Thales
(624 – 548 SM) ;
Ahli
filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Thales dianggap orang pertama yang
mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya.
Thales berpendapat bahwa
pangkal segala sesuatu adalah air. Dari
air lah asal mulanya segala sesuatu, dan kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu dia berpendapat bahwa bintang
mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari matahari.
Pythagoras
(580 – 499 SM) ;
Mengemukakan empat unsur dasar yaitu bumi,
air, udara, dan api. Dalam bidang
matematika menemukan dalil bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segitiga
siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya.
Empedokles
(495 – 435 SM) ;
Menerima empat unsur dasar menurut
Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi dari percampuran
keempat unsur tersebut dalam perbandingan yang berbeda.
Keempat unsur yang dimaksud adalah
sifat panas, dingin, basah, dan kering.
Kering dan dingin membentuk bumi, dingin dan basah membentuk air, basah
dan panas membentuk udara, panas dan kering membentuk api.
Aristoteles
(384 – 322 SM) ;
Menerima empat unsur dasar yaitu tanah, air,
udara, dan api. Dia berpendapat bahwa
pengetahuan yang benar berasal dari pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan
dengan pancaindera.
Archimides
(287 – 212 SM) ;
Archimides mempelajari matematika, fisika,
dan mekanika serta menerapkan sebagian penemuannya pada usaha membuat alat –
alat.
Perhitungan dan penemuan hukum
Archimides dimulai dengan pengalaman, selanjutnya
diidealisasikan dalam alam pikiran (analisis teoritis), dan akhirnya dibuktikan dengan percobaan. Dengan demikian, sebenarnya Archimides telah menemukan landasan ilmu pengetahuan modern.
diidealisasikan dalam alam pikiran (analisis teoritis), dan akhirnya dibuktikan dengan percobaan. Dengan demikian, sebenarnya Archimides telah menemukan landasan ilmu pengetahuan modern.
3.
Zaman Pertengahan ;
Sampai dengan tahun 1400,
perkembangan ilmu pengetahuan hampir tidak berarti, karena semuanya masih
didasarkan atas pengetahuan Yunani terutama paham Aristoteles.
Perkembangan yang lebih penting
terjadi di Arab. Pada zaman keemasan
Islam, pengaruh bangsa Arab sangat menonjol.
Karya - karya Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Oleh para cendekiawan Islam buku –
buku Yunani dipelajari, dikembangkan, dan diperbanyak serta disebarluaskan yang
kemudian dipelajari oleh orang – orang Eropa.
Beberapa cendekiawan Islam pada
zaman pertengahan, diantaranya :
Al
Khowarisni (825) ;
Menyusun
buku aljabar dan aritmatika yang kemudian mendorong penggunaan sistem desimal.
Omar
Khayam (1043 – 1132) ;
Omar Khayam adalah ahli matematika dan
astronomi.
Abu Ibnusina (980 – 1137) ;
Menulis buku tentang kedokteran
Secara garis besar sumbangan bangsa
Arab dalam pengembangan pengetahuan adalah :
a.Menterjemahkan
peninggalan bangsa Yunani, mengembangkan dan kemudian menyebarkan ke Eropa dan
selanjutnya dikembangkan di Eropa.
b.Mengembangkan
metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam bidang kedokteran, obat
– obatan, astronomi, kimia dan biologi.
c.Penggunaan
sistem penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis dengan posisi letak,
artinya nilai suatu angka terdapat pada letak atau posisinya. Misalnya 2132 =
artinya dua ribuan, satu ratusan, tiga puluhan, dan dua satuan.
4.
Zaman Modern ;
Pengetahuan yang terkumpul sejak
zaman Yunani sampai dengan abad pertengahan memang sudah banyak, tetapi belum
tersusun secara sistematis dan belum dianalisis.
Setelah ditemukan alat yang semakin
sempurna, ditambah dengan meningkatnya kemampuan berpikir maka mulailah
dikembangkan metode eksperimen.
Beberapa tokoh yang mempelopori
metode eksperimen :
Roger
Bacon (1214 – 1294) ;
Menyatakan bahwa ilmu pengetahuan alam
adalah ilmu yang berdasarkan kenyataan yang disusun dan dibentuk dari
pengalaman, penyelidikan, dan percobaan.
Leonardo
da Vinci (1452-1519);
Menyatakan bahwa percobaan tidak mungkin
sesat, yang tersesat adalah pandangan dan pertimbangan manusia.
Francis
Bacon (1561-1626) ;
Menyatakan cara berpikir induktif merupakan
satu – satunya jalan untuk mencapai kebenaran.
Nicolas
Copernicus (1473-1543);
Ahli astronomi dan matematika ini menyatakan
bahwa :
- Matahari adalah pusat dari
sistemTatasurya.
- Bumi mengelilingi matahari,
sedangkan bulan mengelilingi
bumi.
Galileo
Galilei (1546-1642) ;
Menyatakan bahwa bulan tidak datar,
melainkan penuh dengan gunung.
Penemuannya tersebut didasarkan atas pengamatan yang dilakukan dengan
alat teropong bintang.
Semua penemuan dan pendapat disusun berdasarkan
hasil percobaan. Mulai saat inilah
dianggap sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern.
III. PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
Panca indera akan memberikan
tanggapan terhadap semua rangsangan, dimana tanggapan tersebut menjadi suatu
pengalaman. Pengalaman yang diperoleh
terakumulasi oleh karena adanya kuriositas manusia.
Pengalaman merupakan salah satu
bahan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman akan bertambah terus seiring
berkembangnya manusia dalam mewariskan pengetahuannya kepada generasi –
generasi penerusnya.
A. Pembagian
Ilmu Pengetahuan (Sains)
Inti dari perkembangan ilmu adalah
penelitian yang didukung oleh landasan ilmu dari yang paling rendah berupa
hipotesis, teori, dan dalil atau hukum merupakan landasan yang sudah teruji
kebenarannya.
Ilmu pengetahuan semakin hari
semakin berkembang sehingga orang sulit mempelajari secara keseluruhan. Perkembangan ilmu pengetahuan dimulai dengan
tanpa pembedaan, dilanjutkan menjadi IPS, IPA, dan IPBA (Ilmu Pengetahuan Bumi
dan Antariksa).
Berdasarkan kepada beberapa
argumentasi, ilmu pengetahuan atau sains dalam arti luas dibedakan menjadi :
1.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ;
yaitu ilmu yang membahas
tingkah laku manusia sebagai
mahluk sosial.
IPS dibagi menjadi beberapa cabang
ilmu, yaitu ;
• Psikologi ; ilmu
pengetahuan yang mempelajari proses mental dan tingkah laku.
• Pendidikan ; ilmu yang
mempelajari masalah pendidikan dan latihan dengan proses yang terarah dan
sistematis.
Antropologi ; ilmu yang mempelajari sejarah dan perkembangan kebudayaan
manusia.
Etnologi
; ilmu yang mempelajari sistem sosial ekonomi dan pewarisan
kebudayaan, pertumbuhan, perkembangan, serta perubahannya dalam masyarakat
primitif.
Sejarah ; ilmu yang mempelajari peristiwa – peristiwa masa lalu yang telah
terjadi pada suatu negara, bangsa atau individu.
Ekonomi ; ilmu yang mempelajari tentang kesejahteraan, media tukar menukar
dan pengelolaannya dalam lingkup rumah tangga, perusahaan, atau negara.
Sosiologi ; ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat.
2. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) ;
yaitu ilmu yang membahas tentang alam dan semua isinya.
Ilmu Pengetahuan Alam dibagi menjadi beberapa cabang ilmu :
yaitu ilmu yang membahas tentang alam dan semua isinya.
Ilmu Pengetahuan Alam dibagi menjadi beberapa cabang ilmu :
Fisika ; ilmu yang mempelajari benda mati dari aspek wujud dengan
perubahannya.
Kimia ; ilmu yang mempelajari benda hidup dan benda mati dari aspek
susunan materi dan perubahan – perubahannya yang bersifat tetap.
Biologi ; ilmu yang mempelajari mahluk hidup dan gejala – gejalanya.
Biologi dibagi lagi menjadi beberapa
cabang ilmu, yaitu :
1.
Botani ; ilmu yang mempelajari
seluk beluk tumbuhan.
2.
Zoologi ; cabang ilmu
Biologi yang mempelajari hewan.
3.
Morfologi ; ilmu yang
mempelajari struktur luar mahluk hidup.
4.Anatomi
; ilmu yang mempelajari struktur dalam mahluk hidup.
5.Fisiologi ; ilmu yang mempelajari fungsi atau faal tubuh mahluk hidup.
6.Sitologi ; ilmu yang mempelajari sel secara mendalam, meliputi struktur,
molekuler, dan lain-lain.
7.Histologi ; ilmu yang mempelajari jaringan tubuh atau organ mahluk hidup,
yang merupakan serentetan sel yang sejenis.
8.Palaeontologi ; ilmu yang mempelajari mahluk hidup masa lampau yang berupa
fosil.
3. Ilmu
Pengetahuan Bumi dan
Antariksa (IPBA) ; ilmu yang mempelajari bumi sebagai anggota tata surya dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.
Antariksa (IPBA) ; ilmu yang mempelajari bumi sebagai anggota tata surya dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.
IPBA dibagi menjadi beberapa cabang
ilmu, yaitu :
Geologi ; ilmu yang mempelajari struktur bumi.
Geologi dibagi lagi menjadi beberapa cabang
ilmu :
1.Petrologi ; ilmu yang mempelajari batu – batuan.
2.
Vulkanologi ; ilmu yang
mempelajari gempa bumi.
3.
Mineralogi ; ilmu yang
mempelajari mineral atau bahan galian.
4.
Kristalografi ; ilmu yang
mempelajari bentuk – bentuk kristal dari mineral.
Astronomi ; ilmu yang mempelajari benda – benda ruang angkasa dalam alam semesta,
meliputi ; bintang, matahari, planet, satelit, dan lain – lain. Penerapan
astronomi yang praktis adalah dalam navigasi, perhitungan waktu, dan kalender.
Geografi ; ilmu yang mempelajari permukaan bumi serta sosio-ekonomi dan
mahluk hidup di lokasi tersebut terutama manusia.
Matematika yang sejak awal timbulnya
ilmu pengetahuan selalu berperan, ternyata tidak dimasukkan ke dalam salah satu
bidang ilmu tersebut. Hal ini terjadi
karena kedudukan matematika merupakan penunjang pengembangan semua disiplin
ilmu.
B.
Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA
Pencarian pengetahuan dapat
dilakukan secara non-ilmiah dan ilmiah. Pencarian pengetahuan secara ilmiah dilakukan
berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta), maupun referensi
pengalaman sebelumnya
Metode ilmiah merupakan prosedur
untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, cara mendapatkannya harus
memenuhi syarat tertentu yaitu ; obyektif, sistematis, dan berlaku umum.
Operasionalisasi metode ilmiah
meliputi beberapa tahap kegiatan, yaitu :
Ø Perumusan Masalah
Ø
Penyusunan
Hipotesis
Ø
Pengujian
Hipotesis
Ø Penarikan Kesimpulan
Metode ilmiah menjadikan seorang
ilmuwan bersikap jujur, terbuka, berpandangan luas, toleran dan tidak merasa
dirinya paling hebat, hati-hati tetapi kritis, optimis, kreatif serta inovatif,
selalu ingin mendapatkan atau menciptakan sesuatu yang baru guna mendapatkan
nilai tambah.
C. Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA adalah ilmu yang sistematis dan
dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala – gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas dasar hasil pengamatan.
Awal dari Ilmu Pengetahuan Alam
dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya dan
kemudian mempelajarinya. Pengetahuan
yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam
yang ada.
Fakta tentang gejala kebendaan atau
gejala alam diselidiki dan diuji berulang – ulang melalui percobaan
(eksperimen), selanjutnya berdasarkan hasil eksperimen itulah dirumuskan
keterangan ilmiahnya (teori). Teori selalu
didasari oleh suatu hasil pengamatan.
Jadi IPA adalah suatu pengetahuan
teori yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khusus, yaitu melakukan
survai (observasi), percobaan (eksperimen), penyimpulan, dan penyusunan
teori. Cara demikian disebut dengan nama
Metode Ilmiah.
Metode ilmiah pada dasarnya
merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah merupakan dasar metode
yang digunakan dalam IPA.
Sejak abad 16 para ilmuwan mulai
menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari alam semesta. Pemecahan masalah dilakukan tahap demi tahap
dengan urutan langkah – langkah yang logis, mengumpulkan fakta-fakta yang
berkaitan, mengujinya berulang – ulang melalui eksperimen yang diayakini
kebenarannya.
Berdasarkan kemampuan melakukan
eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan, maka
dari hasil eksperimen tersebut selanjutnya diperoleh pengetahuan yang baru.
Setelah manusia mampu memadukan
kemampuan penalaran dengan eksperimen, maka lahirlah Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) sebagai suatu ilmu.
Sejak digunakannya metode ilmiah
dalam penelitian ilmiah, dimulailah IPA modern yang kemudian berkembang sangat
pesat.
Beberapa perintis IPA modern ialah :
Galilieo
Galiliei (1564 – 1642)
Isaac
Newton (1642 – 1727)
Robert
Boyle (1626 – 1691)
Laurent
Lavoisier (1743 – 1793)
Pengembangan aplikasi Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan dasar dari terbentuknya teknologi dan industri
yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pola kehidupan sosial manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar