Translate

Senin, 29 April 2013

Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan


KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Modul1
1)Kesehatan Masyarakat
Ilmu Kesehatan Masyarakat, didefinisikan oleh Winslow tahun 1920, adalah Ilmu dan kiat (art) untuk : (1) mencegah penyakit, (2) memperpanjang usia harapan hidup (UHH), dan (3) meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakat, melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk : (a) sanitasi (kesehatan) lingkungan, (b) pengendalian penyakit menular, (c) pendidikan higiene perseorangan, (d) mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan agar dapat dilakukan diagnosis dini dan pengobatan pencegahan, serta (e) membangun mekanisme sosial, sehingga setiap insan dapat menikmati standar kehidupan yang cukup baik. untuk dapat memelihara kesehatan. Definisi ini mengungkapkan tujuan kesehatan masyarakat, dan tujuan tersebut dapat dicapai melalui usaha masyarakat yang terorganisir, dimana salah satunya adalah usaha sanitasi lingkungan atau Kesehatan Lingkungan.
2)Definisi Kesehatan
Definisi Sehat, berdasarkan UU No. 36 tahun 2003, bab I, pasal 1 (amandemen UU No 23 tahun 1992) ialah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produknf secara sosial dan ekonomis  Sedangkan berdasarkan organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah : health is defined as a state of complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity.
Kedua definisi kesehatan tersebut di atas memberi arti yang luas pada kata “sehat”. Berdasarkan definisi tersebut, seseorang belum dianggap sehat sekalipun ia tidak berpenyakit jiwa, tidak terganggu fisiknya dan beragama. Orang tersebut masih harus dinyatakan sehat secara sosial. Konsep Hendrik L.Blum (1984) : status kesehatan masyarakat, ditentukan oleh 4 (empat) faktor dengan prosentase kontribusinya masing2 sebagai berikut, (1) lingkungan (45 %), (2) perilaku kesehatan (30%), (3) pelayanan kesehatan (20%) dan (4) keturunan/genetik (5%). Konsep HL.Blum dapat digambarkan sebagai berikut :
Oleh karena itu keadaan sosial seseorang dia¬nggap perlu karena penyakit yang diderita seseorang/ sekelompok masyarakat umumnya ditentukan sekali oleh perilakunya atau keadaan sosial budayanya yang tidak sehat. Sebagai contoh, kebiasaan merokok, minum minuman keras, akan mengakibatkan penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Demikian pula halnya apabila masyar¬akat tidak mempunyai perilaku yang menunjang kesehatan, misalnya masyarakat yang tidak mempunyai kebiasaan mengatur menu/ gizi yang seimbang, tidak biasa dengan kebersi¬han, tidak hidup di dalam rumah yang sehat, tidak biasa mengamankan buangannya yang berbahaya, dan sebagainya.
3)Ruang lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat
Ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat mencakup segala aspek, yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, yang mempengaruhi perilaku masyarakat, sehingga membutuhkan kerja multidisiplin para ahli, seperti ahli kedokteran, kesehatan, rekayasa, statistik, sosial, budaya, dan sebagainya. Agar usaha kesehatan masyarakat ini dapat terlaksana dengan efisien, maka masyarakat perlu terorganisasi. Melalui organisasi masyarakat ini diharapkan akan dapat dilaksanakan usaha-usaha kesehatan secara efektif dan efisien, karena sasaran kesehatan masyarakat adalah masyarakat secara keseluruhan dan bukan individu per individu. Agar masyarakat dapat meningkatkan kesehatannya paling sedikit diperlukan enam usaha dasar yang dikenal dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai The Basic Six atau Enam Usaha Dasar yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) yaitu sebagai berikut : (1) Pemiliharaan dokumen kesehatan, (2) Pendidikan Kesehatan, (3) Kesehatan Lingkungan,(4) Pemberantasan Penyakit Menular, (5) Kesejahteraan Ibu dan Anak dan (6) Pelayanan medis dan perawatan kesehatan. Setiap negara memiliki permasalahan kesehatan yang berbeda, oleh karena itu selain basic six terdapat pula usaha yang khas dari masing-masing negara. Usaha kesehatan masyarakat yang diselenggarakan di NKRI, selain basic six ditambah pula dengan upaya-upaya lain yang dipan¬dang perlu seperti tertuang didalam UU No 36 tahun 2009 (amandemen UU No. 23 Tahun 1992) dalam Bab VI pasal 48, bahwa upaya kesehatan dilaksanakan melalui 17 kegiatan yaitu : (1) pelayanan kesehatan, (2) pelayanan kesehatan tradisional, (3) peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, (4) penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, (5) kesehatan reproduksi, (6) keluarga berencana, (7) kesehatan sekolah, (8) kesehatan olah raga, (9) pelayanan kesehatan pada bencana, (10) pelayanan darah, (11) kesehatan gigi dan mulut, (12) penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran,(13)kesehatan matra, (14) pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatanl,(15) pengamanan makanan dan minuman,(16) pengamanan zat adiktif, dan atau (17) bedah mayat. Upaya kesehatan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan kerja multidisiplin di bidang kesehatan, mi¬salnya program untuk kesehatan lingkungan memerlukan ahli rekayasa di bidang air ber¬sih, iimbah, lingkungan kerja, udara serta penyuluhan akan memerlukan penyu¬luh dan keikutsertaan tokoh masyarakat.
4)Peningkatan, Pencegahan, Penyembuhan dan Pemulihan penyakit
Gangguan kesehatan yang terjadi pada manusia dapat berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Proses terjadinya penyakit pada manusia menurut DR.J.Gordon ditentukan oleh 3 (tiga) komponen/ unsur utama, yaitu : (1) Host (Penjamu), (2) Agent (Penyebab penyakit) dan (3) Enviroment (Lingkungan). Penjamu, ditentukan antara lain oleh : jenis kelamin, umur, ras, gizi, pekerjaan, status social ekonomi, pendidikan dsbnya, Penyebab dapat berupa organism hidup, baik yang uniseluler (virus, bakteri, jamur, rickettsia, protozoa) maupun multiseluler (cacing) yang berperan dalam terjadnya penyakit menular dan benda tidak hidup (zat kimia, fisika) yang berperan dalam terjadinya penyakit tidak menular, sedangkan Lingkungan merupakan suatu keadaan yang “mengijinkan” keberadaan penyebab tersebut Dengan demikian peran lingkungan sangat penting dalam mencegah terjadinya penyakit. Penularan penyakit dapat terjadi secara langsung, yaitu kontak langsung dari penderita ke penjamu berikutnya (interaksi antar manusia) dan secara tidak langsung melalui suatu media, seperti air (water borne disease), udara (air borne disease), tanah (soil borne disease), makanan (food borne disease) dan melalui binatang yang berperan sebagai vektor mekanis (lalat,kecoa) dan vektor biologis (nyamuk Anopheles, Aedes). Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi dan dapat digambarkan sebagai berikut :
5)Kesehatan lingkungan dan ekologi manusia.
Keadaan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Selanjutnya kesehatan lingkungan erat hubungannya dengan taraf sosial ekonomi, oleh karena itu untuk mengelola kualitas lingkungan ataupun kesehatan masyarakat perlu dihayati hubungan lingkungan dengan manusia yaitu ekologi manusia. Kemampuan manusia untuk mengubah atau memodifikasi kualitas lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Adapun yang dimaksud dengan ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara setiap segi kehidupan manusia (fisik, mental, sosial) dengan lingkungan hidupnya (biofisis, psikososial) secara keseluru¬han dan bersifat sintetis. Hubungan ekologi manusia dengan usaha kesehatan lingkungan dapat dianalogikan dengan hubungan antara ekologi dengan pertanian, kehutanan, dan sebagainya. Pengaruh lingkungan terhadap gangguan kesehatan berupa penyakit menular ataupun tidak menular sudah sejak lama diperkirakan orang, misalnya penya¬kit Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Keracunan dsbnya.
Modul 2
MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA
1)Manusia.
Manusia (Homo sapiens) merupakan salah satu unsur di dalam lingkungan hidup, merupakan mahluk yang paling mulia, berderajat paling tinggi dan paling canggih, namun demikian tetap merupakan bagian dari alam. Manusia dapat mengembangkan budaya karena dilengkapi dengan bentuk fisik, fungsi tubuh serta karakteristik perkembangan tubuhnya yang berbeda dengan mahluk lain. Budayanya ini pula yang menyebabkan ia dapat mengubah kualitas lingkun¬gan hidupnya dengan segala konsekuensinya. Manusia dilahirkan dengan 46 pasang khromosom yang mengandung kurang lebih 30.000 gen. Komposisi gen ini menentukan genotip . dan fenotip (fisik/jenis kelamin) manusia. Dari seluruh gen tersebut 90-55 % merupakan gen yang sama bagi seluruh umat manusia, hanya 5-10% saja yang membedakan antar bangsa, suku, maupun individu. Komposisi gen dapat berubah-ubah karena pengaruh berbagai faktor yang ada di dalam lingkungan hidupnya, perubahan seperti itu disebut dengan mutasi. Suatu proses mutasi dapat mengubah gen secara kualitatif maupun kuantitatif. Mutan yang timbul akibat mutasi dapat bersifat unggul maupun lemah dari manusia yang ada. Beberapa lingkungan yang dapat menimbulkan mutasi antara lain sinar-sinar pengion, seperti sinar cosmos, air raksa, benzena, dan sebagainya. Perkembangan fisik manusia berjalan sangat lambat, periumbuhannya pun sangat lambat dan terjadi dengan laju yang tidak merata. Pertumbuhan cepat terjadi pada waktu : (1) janin dalam kandungan selama trimester pertama kehamilan , (2) anak usia 0 - 2 tahun, dan (3) usia akil balig.
2)Perkembangan budaya.
Proses pendewasaan manusia yang lambat merupakan suatu keuntungan, karena orang tua maupun masyarakat sekitarnya mempunyai kesempatan yang banyak untuk memberi pelajaran mengenai adat, kebiasaan, norma, dan pengetahuan yang ada ataupun mentransfer budayanya secara turun menurun dari satu generasi ke generasi beri¬kutnya. Ibu jari dan otot-otot tangannya memungkinkan manusia melakukan berbagai manipulasi benda-benda yang ada disekitarnya dan mata manusia mempunyai kemampuan stereokopik yang memungkinkan manusia melihat benda dalam tiga dimensi.  Manusia seringkali tergantung kepada orang tuanya hampir pada sepertiga usian¬ya, sehingga perkembangan bentuk fisik dan fungsi tubuh manusia sangat menun¬jang perkembangan budayanya.
3)Reaksi manusia terhadap stimuli (rangsangan).
Manusia dapat bereaksi terhadap berbagai jenis stimuli yang ada dalam lingkungannya. Berdasarkan asalnya stimuli tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) stimuli yang berasal dari dalam tubuh manusia sendiri (stimuli endogenous) dan (2) stimuli yang berasal dari luar tubuh manusia (stimuli exogenous). Stimuli endogen dapat berupa stimuli dari kadar-kadar hormon yang diproduksi kelenjar-kelenjar hormon ataupun berbagai reaksi-reaksi biokimia di dalam tubuh. Stimuli exogen berasal dari luar tubuh, misal¬nya keadaan temperatur udara yang tinggi akan menimbulkan reaksi tubuh berupa  mengeluarkan keringat, hal tersebut merupakan usaha tubuh (proses penguapan) agar tidak terpengaruh oleh perubahan lingkungan. Dalam proses selanjutnya ketika tubuh mengalami kekurangan cairan, maka menyebabkan terjadinya reaksi-reaksi biokimia (terjadi stimuli endogen) dan manusia merasa haus
4)Respons manusia.
Reaksi manusia terhadap stimuli disebut respon. Efek respon terhadap tubuh dapat men¬guntungkan ataupun dapat merugikan, tergantung kepada dosis stimuli yang diterima serta keadaan tubuh saat itu. Respon dapat dikelompokkan dalam tiga katagori, yaitu (1) respon yang terjadi secara otomatis, di bawah sadar (involuntary), seperti refleks2, terjadi reaksi fisika-kimia-biologi yang tidak dapat dikendalikan (2) respon yang terjadi secara sadar (voluntary), merupakan respons yang dilakukan atas kendali otak manusia dan (3) respon kombinasi involuntary dan voluntary. Respons manusia terhadap stimuli terjadi karena manusia ingin mempertahankan keadaan tubuhnya agar tetap normal. Respon tersebut dimungkinkan terjadi karena manusia memiliki perangkat yang bekerja sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Perangkat tersebut berupa perangkat alam (daya tahan natural) dalam bentuk fisik/ struktur (daya tahan struktural) dan fungsi tubuh (daya tahan fungsional) dan perangkat budaya (daya tahan kultural) yang diperoleh dari lingkungannya
5)Daya Tahan Natural.
Dengan adanya stimuli, maka tubuh manusia mempunyai daya tahan natural yang terdiri dari (1) daya tahan struktural dan (2) daya tahan fungsional.  Daya tahan struktural merupakan daya tahan lapis pertama yang terdiri atas tengkorak, kerangka yang berupa tulang-tulang yang memperkokoh, menunjang serta melindungi bagian-bagian tubuh yang lunak dan penting, seperti : otak, jantung, paru2, hati dan lain-lainnya. Sedangkan kulit dan selaput lendir membungkus tubuh manusia sedemikian rupa, sehingga benda2 asing tidak mudah memasuki tubuh. Daya tahan fungsional, merupakan daya tahan yang diperankan oleh faal/ fungsi alat2 didalam tubuh dalam rangka mempertahankan agar tubuh tetap berada dalam keadaan normal (homeostatis). Fungsi tersebut mulai bekerja/ bergerak apabila daya tahan lapis pertama tertembus karena sesuatu hal. Daya tahan tersebut berupa : (1) refleks2 untuk mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh, seperti bersin, batuk, diare, muntah, air mata, air liur dsbnya, (2) pengaturan temperature badan agar tetap suhunya, walaupun cuaca dingin atau panas, (3) reaksi2 peradangan yang berusaha menghadang invasi (serangan) kuman, dan (4) pembuatan zat anti/ antibodies terhadap kuman penyakit secara spesifik  
6)Daya Tahan Kultural.
Ketika berinteraksi dengan alam/lingkungan, manusia tidak cukup mengandalkan daya tahun natural, karena banyaknya agent yang sintetik, mekanik ataupun listrik yang tidak dapat lagi dikendalikan struktur dan fungsi biologis tubuh. Oleh karena itu dibutuhkan daya tahan kultural, yaitu daya tahan yang diperoleh dari perkembangan budayanya, seperti pembuatan pakaian untuk melindungi tubuh, rumah untuk bernaung sampai pada pembuatan vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh, seperti vaksin BCG untuk penyakit TBC, vaksin Tetanus, vaksin Campak, Polio dan vaksin Hepatitis untuk mencegah penyakit radang hati dan lain-lainnya. Dengan demikian, masyarakat diharapkan mengerti dan sadar untuk melindungi diri, keluarga dan masyarakat sekitarnya dengan membiasakan diri berperilaku sehat.
7)Interaksi manusia dengan lingkungan.
Secara alamiah manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia bernapas dengan udara disekitarnya, makanan dan minuman manusia diambil dari lingkungannya. Demikian pula pakaian serta alat2 yang dibutuhkan lainnya semua didapat dari lingkungannya. Manusia juga membuang kembali gas serta sisa makanannya kembali ke lingkungan. Oleh karena itu manusia bisa menjadi/ dapat sangat erat atau kurang erat hubungannya dengan lingkungan hidupnya. Perkembangan budaya dan aktifitas manusia dapat menentukan kerusakan yang terjadi pada lingkungannya
8)Pembagian Lingkungan
Lingkungan bagi manusia adalah segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa benda hidup ataupun benda tidak hidup, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen alam tersebut. Tergantung kebutuhannya,  lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut : (1) lingkungan hidup (biotik) dan lingkungarn tidak hidup (abiotik), (2) lingkungan alamiah dan lingkungan buatan (manusia), (3) lingkungan prenatal dan postnatal, (4) lingkungan biofisis dan psikososial, (5) lingkungan air (hydrosfir), udara (atmosfir), tanah (litosfir), biologis (biosfir), dan lingkungan sosial (sosiosfir), dan (6) kombinasi dari lingkungan¬-lingkungan tersebut. Bagaimanapun lingkungan ini dikelompokkan, pada prinsipnya ling¬kungan air, udara, tanah, biologis, sosial, dan sebagainya tidak dapat dipisah-pisahkan, karena tidak mempunyai batas yang nyata dan merupakan satu kesatuan ekosistem.
Modul 3
LINGKUNGAN PRENATAL
1)Lingkungan Prenatal.
Lingkungan prenatal adalah lingkungan manusia sebelum lahir (pre = sebelum, natal = lahir) ataupun lingkungan pada saat manusia masih embrio/ janin yang ada dalam kandungan ibu. Lingkungan prenatal terdiri atas beberapa bagian, yaitu  sebagai berikut :  (1) lingkungan matro atau lingkungan ibu atau lingkungan postnatal dan (2) lingkungan embrio/janin, yang dibagi lagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu (a) lingkungan makro (tubuh ibu) dan (b) lingkungan mikro (rahim ibu beserta isinya).
2)Lingkungan Matro.
Lingkungan matro adalah lingkungan ibu atau sama dengan ling¬kungan postnatal (sesudah lahir). Didalam lingkungan postnatal terdapat banyak sekali faktor yang ber-pengarah terhadap kesehatan janin, baik eugenik (menguntungkan) maupun disgenik (merugikan). Faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan matro terdiri atas elemen fisis, kimia, biologis, dan social.
3)Lingkungan Makro
Lingkungan makro untuk embrio/janin adalah tubuh ibu sendiri, baik struk¬tur, fungsi, maupun kualitasnya. Berbagai faktor pada tubuh ibu yang dapat mempenga¬ruhi kesehatan janin adalah sebagai berikut : (1) usia ibu, (2) paritas, (3) golongan darah, (4) keadaan gizi, (5) penyakit yang diderita ibu, (6) obat-obatan dan zat kimia, (7) zat fisis, dan (8) perilaku ibu.
4)Usia ibu
Usia ibu yang mengandung sangat mempengaruhi kesehatan janin serta kualitas bayi yang akan dilahirkan. Usia optimum/ideal untuk ibu mengandung/kehamilan adalah sekitar 21 – 28 tahun. Data statistik menunjukkan bahwa semakin muda usia seorang ibu hamil atau semakin lanjut usiany, maka resiko untuk terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin semakin tinggi. Ibu yang berusia kurang dari 18 tahun beresiko pada kematian balita 50 kali dari pada ibu yang berusia 20 – 34 tahun, serta beresiko kematian ibu pada persalinan 3 kali lebih besar. Demikian pula ibu hamil yang berusia lebih dari 40 tahun beresiko janin mengalami kelainan gen, berupa mongolisme, yang mengakibatkan bayi mengalami keterbelakangan mental
5)Paritas
Paritas adalah angka yang menunjukkan jumlah dan status kehamilan yang pernah dialami dari seorang ibu. Paritas dinyatakan/ ditulis seperti berikut : G..,P…,A…, dimana G = gravid/kehamilan ke…,P = Partus/kelahiran ke… dan A = abortus/keguguran ke…, Contoh : G5P4A0, artinya ibu hamil yang ke 5, melahirkan 4 kali dan belum pernah keguguran. Data statistik menunjukkan bahwa semakin besar angka gravid, maka semakin besar kemungkinan melahirkan bayi dengan kondisi lemah dan kematian ibu bersalin. Dalam hal paritas juga perlu diperhatikan interval waktu melahirkan antar bayi, semakin intervalnya kurang dari 18 bulan, maka resiko kematian bayi menjadi 90 % lebih besar dibanding dengan interval waktu 24 – 48 bulan
6)Golongan Darah
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandung dapat terjadi apabila seorang ibu hamil memiliki golongan darah Rhesus (Rh) negatif dan ayah Rh positif. Rh positif merupakan gen yang bersifat dominan, maka janin akan mempunyai Rh positif. Dengan demikian tubuh ibu menganggap janin dengan Rh positif merupakan antigen/benda asing, sehingga membuat zat anti terhadapnya dan menghancurkannya. Pada kehamilan pertama zat anti yang diproduksi ibu belum cukup kuat, tetapi pada kehamilan berikutnya, dimana zat anti sudah terbentuk banyak, akan menyebabkan kematian dari janin yang dikandung.
7)Keadaan Gizi
Gizi pada ibu hamil perlu diperhatikan, untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Ada salah satu cara sederhana untuk mengetahui status gizi seorang ibu hamil, yaitu dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA). Seorang ibu hamil dinyatakan mempunyai status gizi baik, apabila angka LILA minimal 23,5 Cm
8)Penyakit
Penyakit yang diderita ibu sangat menentukan kualitas janin dan bayi yang akan dilahirkan. Penyakit ibu dapat berupa penyakit menular maupun tidak menular. Penyakit menular yang disebabkan virus dapat menimbulkan cacat bawaan, seperti penyakit Rubella menyebabkan bayi lahir buta dan tuli, penyakit Syphilis menyebabkan abortus dan cacat bawaan pada semua anggota tubuh bayi. Demikian pula Toxoplasmosis sejenis mikrorganisme disebarkan oleh tinja kucing dapat menyebabkan abortus atau hydrocephalus (kepala besar, berisi air). Sedangkan penyakit tidak menular yang sering terjadi pada ibu hamil adalah tekanan darah tinggi (preeclampsia,eksclamsia) yang menyebabkan kejang pada saat persalinan maupun perdarahan sehingga mengancam kematian ibu maupun bayi yang dilahirkan. Penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolism karbohidrat, bisa terjadi pada ibu hamil yang menyebabkan janin tumbuh tidak sesuai dengan umur kehamilannya, sehingga menimbulkan bayi “Raksasa”  ( Giant Baby) dan bayi harus dilahirkan sebelum waktunya.
9)Obat dan zat Kimia
Obat2an dan zat kimia yang masuk dal;am tubuh ibu hamil dapat menimbulkan mutasi gen, sehingga terjadi kelainan pada janin berupa kecacatan,Thalidomide yang merupakan obat penenang dapat menimbulkan kecacatan berupa tidak tumbuhnya lengan dan tungkai (phocomelia), tetapi obat tersebut sudah tidak direkomendasikan lagi. Keracunan timah hitam (Pb) dalam bentuk organic sering meningkatkan angka keguguran, lahir mati atau kelahiran bayi premature. Keracunan Mercury (Hg) yang pernah terjadi di kepulauan Minamata dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayi
10)Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro, terdiri dari otot otot rahim, plasenta, cairan amnion, janin lain pada kehamilan kembar, dan sebagainya. Lingkungan mikro ini melin¬dungi embrio (0-2 bulan) dan janin (3-9 bulan) dari berbagai faktor disgenik seperti tekanan mekanis, bakteri patogen, dan sebagainya. Plasenta berbentuk diskoid berdiameter antara 15-20 crn, tebalnya antara 2-3 cm, dan beratnya rata-rata 500 gram. Plasenta mempunyai dua fungsi utama, yaitu : (1) membuat hormon-hormon sehingga lapisan endometrium rahim tetap baik untuk perkembangan embrio/janin dan (2) segala keperluan nutrisi anak diambil dari ibu dan disalurkan k3 anak melalui plasenta. Plasenta juga berfungsi sebagai barrier terhadap berbagai zat dan fungsi ini tergantung dari permeabilitas dan selektivitasnya. Permeabilitas ini ditentukan oleh jenis plasenta., umur kandungan, berat molekul zat, dap aktivitas seleksi dan untuk beberapa zat, plasenta melakukan fungsi selektivitas. Pengetahuan tentang mekanisme transfer ini dipergunakan orang untuk menyalurkan antibodi dari ibu ke anak. Cairan amnion adalah cairan yang berada di sekitar janin, yang berjumlah sekitar 500 - 1000 ml pada kehamilan tua (a term). Asal-usul cairan in.; belum dapat dipastikan, tetapi mungkin sekali berasal dari pembuluh darah ibu (transudasi), sekresi sel-sel epitel dinding amnion, ataupun kombinasi itu semua. Cairan ini ternyata mengalami pergantian secara konstan, 50% bagian air (H20) cairan ini diganti setiap 90 menit. Cairan ini berfungsi antara lain untuk bantalan terhadap tekanan-tekanan dan untuk pergerakan. Kehamilan kembar dapat mempersempit ruangan yang diperlukan bagi pergerakan/perkembangan janin terutama pada kembar lebih dari dua, sehingga bisa terjadi cacat pada salah satu bayi karena faktor desakan.
Modul 4
LINGKUNGAN UDARA (ATMOSFIR)
1)Lingkungan Udara (Atmosfir)
Atmosfir adalah lingkungan udara, yaitu udara yang meliputi planet bumi ini. Atmosfir terdiri dari beberapa lapisan yang terbentuk karena adanya interaksi antara sinar matahari, gaya tarik bumi, rotasi bumi, dan permukaan bumi, yaitu sebagai berikut :
Lapisan            Suhu ( C )      Altitude (Km) Unsur Kimia utama
Troposfir         15 – (-56)        0 – 11  N ,O ,CO
Stratosfir         (-56) – (-2)       11 – 50            HO
Mesosfir          (-2) – (-92)       50 – 85            O
Thermosfir       (-92) – 1200    85 – 500          O O NO
2)Lapisan Troposfir
Daerah Troposfir ditandai oleh temperatur yang semakin rendah apabila ketinggian ber¬tambah, hal ini disebabkan oleh semakin jauhnya jarak dari permukaan bumi, sehingga panas yang diradiasikan bumi semakin berkurang, selain itu kepadatan udarapun semakin rendah. Udara di daerah ini relatif tercampur dengan baik dan cepat (rapid vertical mix¬ing) sehingga unsur-unsur kimia yang ada di dalamnya relatif homogen dengan syarat udara tidak tercemar. Pada saat ini baik spesies maupun kadar zat kimia sudah semakin bertambah yaitu meningkatnya zat-zat penyebab efek gas rumah kaca (GRK) seperti C0, CFC, CH, NO, perfluoro carbon, dan carbon tetra fluorida, sehingga temperatur lapisan ini akan meningkat ± 1.5 C dalam seratus tahun mendatang yang dapat mengakibatkan perubahan curah hujan, cuaca, banjir di daerah pesisir karena naiknya permukaan laut.
3)Lapisan Stratosfir
Temperatur udara pada lapisan ini semakin meningkat dengan mening¬katnya altitude. Kenaikan suhu ini disebabkan adanya lapisan Ozon atau ozonosfir yang ada diperten-gahan lapisan ini. Kadar ozon dapat mencapai 10 volume ppm. Ozon dapat mengabsorpsi (menyerap) sebagian hesar sinar ultra violet (UV) dan secara tidak iangsung mengubahnya menjadi panas. Lapisan ozon ini melindungi kehidupan di muka bumi dari radiasi UV. Saat ini lapisan ozon di atas daerah Antartika telah menipis sampai dengan 90%, luas daerah yang menipis ini seluas negara Amerika Serikat dan dikenal dengan sebutan lubang Ozon (Ozone Hole). Penyebab utama terjadinya lubang ozon adalah Chloro-Fiuoro-Carbon (CFC) sinte¬tis yang telah diproduksi pada tahun 1920 dan digunakan pada industri pada tahun 1930. Beberapa jenisnya antara lain (1) CFC12 (zat pendingin kulkas dan AC), (2) CFC11 (proses busa pada pembuatan busa), dan (3) CFC13 (pembersih peralatan elektronik), dan (4) kombinasi CFC11 dengan CFC 12 yang digunakan dalam aerosol. Adapun proses terjadinya reaksi kimia yang menyebabkan lubang Ozon adalah sebagai berikut :
CFC12 (CCl F ) + UV                        Cl + CClF , setelah 1-2 detik
Cl + O                                     ClO + O , setelah 1 – 2 menit
ClO + O                                  Cl + O
4)Lapisan Mesosfir dan Lapisan Thermosfir
Suhu udara di atas lapisan stratosfir menjadi semakin dingin dengan meningkatnya altitud, lapisan ini dikenal dengan nama lapisan mesosfir. Penurunan suhu disebabkan karena kadar ozon di dalarn lapisan ini menjadi semakin tipis, di luar lapisan ini temperatur naik dengan cepat hingga mencapai suhu 1200 C, karena terjadinya absorpsi sinar-sinar cosmos, lapisan ini disebut lapisan Thermosfir.
5)Pengaruh udara terhadap kesehatan
Kualitas udara dibagi kedalam dua bagian yaitu : (1) udara bebas dan (2) udara tidak hebas. Udara bebas adalah udara yang secara alamiah ada di sekitar kita, pengaruh yang ditimbulkan dapat berupa pengaruh langsung dan tidak langsung, sedangkan udara tidak bebas adalah udara yang berada di dalam ruangan, bangunan-bangunan seperti perumahan, sekolah, rumah sakit, sumur-sumur, tambang¬-tambang, dan sebagainya. Pengaruh udara bebas secara tidak langsung merupakan pe¬ngaruh terhadap kesejahteraan masyarakat (menguntungkan), misalnya nitrogen di udara bebas dapat dimanfaat¬kan sebagai bahan baku pupuk urea dengan menggunakan proses Haber, pupuk urea meningkatkan produksi pertanian sehingga kesejah-teraan masyarakat meningkat, akibatnya secara tidak langsung dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Pengaruh udara bebas yang langsung terjadi karena proses pernapasan dan kontak seluruh anggota tubuhnya dengan udara. Pengaruh udara terhadap kesehatan sangat ditentukan oleh komposisi kimia, biologis, maupun fisis dari udara tersebut.
6)Pengaruh zat-zat kimia
Berbagai jenis zat kimia dapat mencemari/mengotori udara, seperti :  Sulfur dioksida (SO ), ozon (O ), Nitrogen oksida (NO) , Karbon monoksida (CO), Hidrogen sulfide (HS), hidrokarbon, parti¬kulat, jelaga, dan sebagainya. Pengaruh SO,  SO yang  ada di udara berasal dari alam (gunung berapi) maupun hasil pembakaran minyak, gas dan batu bara dari industri maupun dari aktifitas manusia. Pengaruhnya terhadap kesehatan tergantung konsentrasinya, bila konsentrasi SO diudara mencapai 6 – 12 ppm akan diserap oleh selaput lender saluran pernapasan bagian atas, yang menyebabkan spame/kontraksi otot polosnya, sehingga system pernapasan terganggu (sesak napas). Bila pemaparan tersebut berulang, maka dapat menyebabkan perubahan pada struktur sel2 permukaan (hyperplasia, metaplasia) sebagai awal proses terjadinya kanker. SO juga ketika berada di udara, bereaksi dengan uap air (HO), dan terbentuk asam sulfat (HSO) yang menyebabkan hujan asam.
Pengaruh terhadap tanaman, daun2 (sayuran) menjadi berwarna kuning atau bercak2 putih yang dapat menurunkan nilai ekonomi. Sedangkan pengaruh pada benda2 lain,asam sulfat bersifat korosif, pengaruh terhadap hewan sama dengan kepada manusia. Pengaruh NO, sebagai sumber utama (98%) keberadaan NO diudara adalah berasal dari kendaraan bermotor. Pada konsentrasi 150 – 200 ppm, NO bersifat racun (toksis) bagi manusia yang menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan maupun paru2 (“Silo Filler disease”) sampai kematian ( pada konsentrasi 500 ppm). Pengaruh Karbon monoksida (CO), CO merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau, sehingga sulit mendeteksi keberadaannya di udara. Sumber CO berasal dari proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan2 yang mengandung karbon, 80 % diduga berasal dari asap kendaraan bermotor. Terdapat korelasi (hubungan) antara kepadatan lalu lintas dan kecepatan angin dengan konsentrasi CO diudara. Pengaruh kepada kesehatan, CO yang terhisap, didalam darah akan mengikat hemoglobin (Hb), yaitu sejenis protein dalam sel darah merah yang berperan mengikat/membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh yang diperlukan untuk bekerjanya sel2 tubuh. Ikatan CO dengan Hb lebih kuat hingga 210 kali daripada ikatan dengan oksigen, maka mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen. Pada konsentrasi CO 250 ppm, menyebabkan sesak napas sampai pingsan dan pada konsentrasi 750 ppm  menyebabkan kematian, Pengaruh HS ; HS merupakan gas yang berbau seperti telur busuk, berasal dari gunung berapi maupun hasil emisi industry kimia, minyak bumi/kilang. Pengaruh utamanya terhadap kesehatan berupa kelumpuhan pusat pernapasan. Sedangkan pada bahan metal/besi mengakibatkan korosif dan warna hitam pada benda2 lainnya. Pengaruh Partikulat ; Partikulat dapat berupa zat padat atau cair yang halus dan tersuspensi di udara (embun,debu, fumes,fog). Debu berukuran 0,1 – 0,25 mikron, sedangkan fumes adalah zat padat ( < 0,1 mikron) hasil kondensasi gas pada proses penguapan logam cair. Pengaruh terhadap kesehatan terjadi apabila partikulat tersebut dapat menembus bulu hidung, cilia trachea, bronchi dan berakhir pada alveoli (jaringan paru2). Bentuk dan ukuran partikulat menentukan mudah tidaknya partikulat masuk kedalam paru2. Bila ukurannya < 0,1 mikron atau bentuknya menyerupai jarum ( diameter >0,1 mikron), maka akan mudah memasuki paru2. Efek terhadap paru2 tergantung pada sifat kimia,fisika dan biologis dari partikulat tersebut. Bila menimbulkan iritasi, maka akan menyebabkan fibrosis yang disebut sebagai penyakit Pneumoconiasis (istilah umum). Tergantung jenis zat kimia dari partikulat tersebut, bila berasal dari debu silicon, disebut Silicosis, Asbestosis (debu asbes),Stannosis (debu logam), Bysinosis (debu kapas) dan lain sebagainya.
7)Pengaruh zat biologis
Zat2 biologis lebih sering ditemukan pada udara tidak bebas, walaupun udara bukan tempat hidup alamiah dari mikroba. Mikroba dalam bentuk vegetative akan cepat musnah diudara bebas, tetapi diantaranya ada yang bertahan dengan membentuk spora2 atau yang berupa virus, jamur, telur cacing yang dapat menyebabkan penyakit (air-borne diseases) seperti penyakit Dipteri, TBC, Pertusis, Pnemonia, Parotitis, Varicella, Morbili, Influenza, Oxyuriasis, dan Histoplasmosis.
8)Pengaruh zat-zat fisis
Zat fisis  pengotor/pencemar udara yang sering dijumpai adalah temperatur, kebisingan, sinar-sinar elektromagnetik, dan sinar¬-sinar radioaktif. Temperatur udara yang tinggi dapat mencemari lingkungan, karena temperatur tinggi dapat mengubah jenis biota air, yaitu dari biota yang lebih suka air dingin beralih menjadi biota pada air hangat. Bising adalah suara yang tidak dikehendaki atau yang merusak kesehatan (sistem pendengaran). Kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas ( NAB ) dapat mengganggu pendengaran secara non permanen, maupun permanen, disamping juga membantu konsentrasi pekerja di industry yang memerlukan ketelitian yang tinggi. Zat radioaktif yang ada diudara berasal buangan reactor nuklir, sisa2 pembakaran batu bara dan minyak bumi. Pengaruh terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit kanker darah, bayi lahir cacat dan katarak (kekeruhan lensa mata)
9)Prinsip dasar pengelolaan kualitas udara
Agar udara yang ada disekitar kita bersih, maka perlu dilakukan pengelolaan, yaitu ; (1) baku mutu kualitas udara (baku mutu udara ambien dan baku mutu emisi), (2) mengetahui sumber-sumber pencemaran, dan (3) menggunakan alat-alat pembersih gas buang.
Modul 5
LINGKUNGAN AIR ( HIDROSFIR )
1)Lingkungan Air ( Hidrosfir )
Sebagian besar (71%) permukaan bumi tertutup oleh air,  sehingga sangat berpengaruh terhadap iklim. Maka pada siang hari daratan lebih cepat menjadi panas, bila dibandingkan dengan lautan dan sebaliknya pada malam hari. Benda cair (lautan) lebih lambat menjadi panas, sedangkan benda padat (daratan) lebih cepat menjadi panas. Total jumlah air didunia (data 1985) sebanyak 1.362.000.000 Km kubik, distribusi terbanyak pada lautan (1.323.000.000 Km kubik) dan sisanya tersebar pada sungai, danau, air tanah dan lain sebagainya. Jumlah air yang ada di bumi relative konstan, karena terjadi siklus hidrologi. Air mengalami penguapan, pada lautan, sungai, danau dsbnya terjadi proses evaporasi, air yang terdapat pada tanaman/tumbuhan   (transpirasi), pada manusia dan hewan terjadi respirasi. Ke tiga proses penguapan tersebut memasuki atmosfir dan berkumpul terbawa angin pada suatu tempat, menjadi awan (proses presipitasi) yang pada waktunya jatuh kembali ke permukaan bumi sebagai hujan. Hujan yang jatuh ke daratan akan mengalami pengaliran langsung (surface run off) sebagai air permukaan,  sebagian meresap kedalam tanah (perkolasi) sebagai air tanah dangkal maupun dalam (artesis). Sedangkan yang diterima tumbuhan akan diserap (infiltrasi). Seluruh peristiwa tersebut terus kembali berulang sepanjang masa sebagai proses alami. Sesungguhnya proses alami tersebut dapat membersihkan lingkungan air secara mandiri, tetapi apabila udara (atmosfir) tercemar, maka air hujan yang jatuh kembali ke bumi juga merupakan sumber air yang tercemar.
2)Sumber-sumber air 
Sumber2 air yang bisa dipergunakan untuk aktifitas manusia : (1) air permukaan (air sungai dan danau), (2) air tanah (air tanah dangkal dan dalam), dan (3) air angkasa (air air hujan). Kualitas sumber air tersebut berbeda-beda sesuai dengan kondisi alam dan aktifitas manusia yang ada disekitarnya. Air permukaan dapat mengandung banyak zat organik  yang mudah terurai yang merupakan makanan bagi bakteri. Air tanah dalam pada umumnya tergolong bersih dari segi mikrobiologi, tetapi kadar zat kimianya tergantung formasi tanah yang dilalui pada waktu proses perkolasi. Kualitas air angkasa sangat tergantung pada kualitas udara yang dilaluinya sewaktu turun ke bumi (hujan asam)
3)Sifat-sifat Air
Air merupakan satu-satunya zat yang berada dalam 3 fasenya di bumi, yaitu fase padat (es), fase cair dan fase gas (udara). Bila fase padat berubah menjadi fase cair, maka volumenya akan bertambah. Adapun sifat-sifat air yang penting digolongkan dalam sifat fisis, kimia dan biologis. Secara fisis, air didapatl:an dalam bentuk es, cair, dan bentuk gas. Secara fisis, bentuk tersebut tergantung pada cuaca setempat. Kepadatan (density) air juga tergantung pada temperatur dan tekanan barometris. Pada tekanan satu atmosfir (atm), air mendidih pada 100 C, karena tekanan uap (PV) di daerah tinggi lebih rendah dari satu atm, maka air akan mendidih pada tem¬peratur yang lebih rendah dari 1000C, sehingga air dapat mendidih pada temperatur yang berbeda tergantung pada ketinggian tempat. Hal ini penting dalam penyuluhan pemanfaa¬tan air bersih.
Secara kimiawi, air bersih mempunyai pH = 7, dan oksigen terlarut (DO) jenuh pada 9 mg/1. Air merupakan pelarut yang universal dan air juga merupakan cairan biologis, karena terdapat didalam tubuh semua organism. Secara biologis, dalam perairan selalu didapat kehidupan fauna dan flora, henda hidup ini berpengaruh timbal balik terhadap kualitas air. Didalam suatu lingkungan air, terdapat berbagai benda hidup yang khas bagi lingkungan tersebut. Benda hidup di perairan dapat dibagi kedalam organisme yang native dan yang tidak native bagi lingkungan tersebut. Organisme yang native dalam badan air biasanya merupakan organisme yang tidak patogen terhadap manu¬sia. Organisme yang tidak native dapat berasal dari air iimbah, air hujan, debu, dan pengotoran lainnya. Setiap jenis organisme di dalam perairan mempunyai fungsi yang sangat khusus dalam lingkungan tersebut dan membentuk ekosistem aquatik yang khas pula. Setiap perubahan kualitas air akan mengubah ekosistem yang ada, oleh. karena itu penelitian pencemaran dengan parameter biologis biasanya dilakukan dengan identifikasi spesies yang ada dan melihat apakah ada perubahan terhadap spesies-spesies yang native dan apakah ada spesies yang tidak native bagi lingkungan tersebut. Selain itu sering dinilai pula diversitas spesies-spesies yang didapat. Diversitas adalah perbandingan antara jumlah spesies dengan jumlah individu ( organisme ). Diversitas dipengaiuhi oleh temperatur, pH, deras aliran, musim, dan sebagainya.
4)Manusia dan air
Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50-70% dari seluruh berat badan. Air terdapat diseluruh badan, di tulang terdapat air sebanyak 22% berat tulang, di darah dan ginjal sebanyak 83 %. Kehilangan air sampai 15 % dari berat badan dapat menga-kibatkan kematian, karenanya orang dewasa perlu minum minimum 1.5 -2,0 liter air sehari, kekurangan air dapat mengakibatkan batu pada ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Banyaknya aktifitas manusia dalam kehidupan yang memer¬lukan air. maka akan permasalahan kompetisi akan air, baik untuk kebutuhan akan air minum, industri, ataupun irigasi, sehingga perlu pengaturan yang jelas agar pemanfaatan sumber daya air dapat dikendalikan dengan baik.  Kompetisi ini dapat terjadi didasarkan atas jumlah (kuantitas) air yang terse¬dia, fasilitas air dan pemanfaatan air yang dapat mengubah kualitas air. Berdasarkan UU NKRI, Nomor 11 Tahun 1974 dan PP Nomor 22 Tahun 1982 mengatur tentang pemanfaatan air beserta sumbernya, yang diprioritaskan bagi keperluan air minum, rumah tangga, pertahanan-keamanan, peribada¬tan, dan keperluan sosial, sedangkan irigasi, industri, ketenagaan, pertambangan, dan sebagainya termasuk prioritas berikutnya. Dalam kenyataannya sektor pertanian merupa¬kan pengguna air terbesar. Sebetulnya kompetisi tidak perlu terjadi asal pengelolaannya dilakukan secara integratif.
5)Pengaruh air terhadap kesehatan
Pengaruh air terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung, adalah pengaruh yang timbul sebagai akibat pendayagunaan air yang dapat meningkatkan ataupun menurunkan kesejahteraan masyara¬kat. Air yang dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, industri, irigasi, perikanan, pertanian, rekreasi, dan sebagainya dapat meningkatkan kesejahteraan masya¬rakat, tetapi sebaliknya pengotoran badan air oleh berbagai zat kimia dapat menurunkan kesejahieraan masyarakat. misalnya (1) adanya zat-zat pengikat oksigen, (2) pupuk pertanian, (3) material tersuspensi, (4) ada zat-zat kimia penyebab masalah khusus, dan (5) buangan panas industri besar.       Zat pengikat oksigen; adalah zat kimia organik (Biochemical oxygen demand/BOD)  yang banyak dimanfaatkan oleh mikroorganisme sebagai makanan sumber energy dalam pertumbuhannya. Apabila BOD semakin tinggi, maka oksigen terlarut akan habis (<3-5 mg/l), menyebabkan kehidupan ikan punah yang selanjutnya akan tumbuh organism anaerob dengan hasil metabolismenya menyebabkan bau/menurunkan estetika. Pupuk pertanian; pupuk buatan yang terdiri dari elemen Nitrogen (N), Phospor (P) dan Kalium (K) banyak dipergunakan untuk pertanian dan perkebunan. Pupuk tersebut sebagian terbuang ke dalam perairan, maka dapat mempercepat tumbuhnya tanaman air, sampai menutup permukaan air, sehingga mengurangi cahaya masuk, oksigen terlarut semakin berkurang (anaerobic). Material tersuspensi; baik yang padat maupun koloid menyebabkan air menjadi keruh dan menjadi lumpur, sehingga kemudian akan mengurangi cahaya masuk.  Pengaruh langsung ;  terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas air, dan terjadi karena air berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebar penyebab penyakit ataupun sebagai sarang insekta penyebar penyakit. Kualitas air berubah karena kapasitas air untuk membersihkan dirinya telah terlampaui. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah serta intensitas aktivitas pendu¬duk yang tidak hariya meningkatkar. kebutuhan akan air tetapi juga meningkatkan jumlah air buangan. Buangan-buangan inilah yang merupakan sumber pengotoran perair¬an. Zat2 yang dapat mempengaruhi kesehatan secara langsung adalah (1) zat-zat yang persisten (deterjen), yaitu zat2 kimia yang tidak dapat terurai dalam jangka waktu lama (terakumulasi). Zat kimia tersebut kemudian masuk dalam rantai makanan biota akuatik dan akhirnya masuk dalam tubuh manusia  (2) zat radioaktif, sering bila dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan efek pada kesehatan, yaitu masuk dalam rantai makanan, dan (3) penyebab penyakit; dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu (1) penyebab hidup (bakteri,virus,jamur,cacing) yang akan menyebabkan penyakit menular,  dan (2) penyebab tidak hidup (zat kimia, antara lain : air raksa(Hg), Cadmium (Cd),Cobalt (Co) ) yang menyebabkan penyakit tidak menular.
6)Peran air dalam terjadinya  penyakit menular
Peran air dalam terjadinya penyakit menular adalah sebagai berikut : (1) sebagai penyebar mikroba pathogen, (2) sebagai sarang insekta penyebar penyakit, (3) sebagai sarang hospes sementara penyakit, (4) jumlah air yang tidak mencukupi untuk kebersihan setiap orang. Peran air sebagai penyebar mikroba pathogen (penyakit) dinyatakan sebagi penyakit bawaan air.
7)Air sebagai penyebar mikroba pathogen
Berbagai jenis mikroba pathogen (virus,bakter,protozoa dan metazoan) bisa masuk kedalam sumber air (water borne). Penyakit tersebut antara lain : a) Kholera (virus vibrio cholera), penyakit yang menyerang saluran pencernaan (usus halus), dengan gejala utamanya muntah dan berak (muntaber), sehingga menyebabkan penderita mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) yang berat dan dalam waktu cepat, dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. b) Typhus Abdominalis, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, gejala utamanya panas yang terus menerus, kesadaran menurun. Penularan terjadi dari orang ke orang atau lewat makanan/minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut.
Hepatitis A; dikenal sebagai Hepatitis infeksiosa, disebabkan oleh virus Hepatitis A. Gejala utamanya demam akut, mual, muntah, hati membengkak dan sklera mata dan kulit  menjadi kuning (ikterus). Poliomyelitis anterior acuta; disebabkan oleh virus Polio, menyebabkan kelumpuhan bila mengenai anak-anak dan menimbulkan wabah. Amoebiasis; disebabkan oleh Entamoeba Histolytica (protozoa), gejala utamanya tinja bercampur darah dan lender, tetapi tidak menyebabkan dehidrasi, Bila tidak segera diobati dapat menimbulkan komplikasi berupa abses hati, radang otak dan perforasi usus
8)Air sebagai sarang insekta (vector) penyakit;
Air yang tergenang dapat berperan sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit (vector). Didalam tubuh insekta tersebut dapat mengandung berbagai jenis agent penyakit, dimana insektanya dapat menderita penyakitnya atau tidak. Kedua kemungkinan insekta tersebut dapat berperan sebagai vector. Beberapa jenis insekta yang berperan sebagai vector dapat dilihat pada tabel berikut :
9)Air sebagai sarang hospes sementara
Schistosomiasis dan Dracontiasis, merupakan jenis cacing yang memilih air sebagai hospes (tempat hidup) sementara dari perkembangan hidupnya. Larva cacing  Schistosomiasis  masuk kedalam tubuh manusia melalui kulit ke peredaran darah (pembuluh darah balik) dan bersarang pada dinding usus atau kandung kencing. Jenis cacing ini banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia, sedangkan di Indonesia di danau Lindu (Sulawesi Tengah). Cacing Dracontiasis, tidak ditemukan di peraiaran Indonesia dan bila ada penderitanya merupakan penyakit impor dari Timur Tengah.  
10)Peran air dalam terjadinya  penyakit  tidak menular
Penyebab penyakit tidak menular yang dapat disebarkan melalui air dikelompokkan menjadi dua, yaitu : (1) zat2 kimia (Hg, Cd, Co),dan (2) zat2 fisis.  Gejala keracunan air raksa (Hg), berupa sakit kepala,mudah lelah, lengan dan kaki kebal, kesulitan menelan, penglihatan kabur, pendengaran berkurang dan bila mengenai ibu hamil dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayi yang dilahirkan (penyakit Minamata). Bagi tubuh manusia, Cadmium (Cd) merupakan zat kimia yang tidak dibutuhkan, sehingga dapat diabsorpsi dalam jumlah tidak terbatas, karena tidak ada mekanisme tubuh yang membatasinya. Bila tubuh keracunan Cd, maka terutama akan menyebabkan gangguan fungsi ginjal.  Cobalt (Co) dipergunakan seniman sebagai bahan pewarna porselin atau gelas. Co dalam jumlah tertentu merupakan zat kimia esensial bagi tubuh, yaitu bersama vitamin B12 berperan dalam pembentukan sel darah merah. Bila konsentrasinya dalam tubuh mencapai 150 ppm, maka tubuh mengalami keracunan, dengan gejala berupa gondok, gagal jantung pada anak2 dan lain sebagainya  
11)Pemanfaatan Sumber Daya Air.
Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, manusia selama hidupnya selalu memerlukan air. Dengan demikian makin bertambah jumlah penduduk semakin naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber air dan semakin bertambah pula pengotoran terhadap badan-badan air. Sebagai akibatnya sumber air tawar dan air bersih menjadi semakin langka, sehingga air sudah menjadi benda ekonomis. Oleh karena itu  pengelo¬laan sumber daya air menjadi sangat penting. Pengelolaan sumber daya air ini sebaiknya dilakukan secara terpadu baik dalam pemanfaatan maupun dalam pengelolaan kualitas. Integrasi ini tidak saia terbatas pada hidrosfir, tetapi juga dengan atmosfir, lithosfir, biosfir, maupun sosiosfir. Penyediaan air minum. Karena air merupakan kebutuhan utama masyarakat, dan air juga sebagai media pembawa penyakit, maka tujuan utama penyediaan air minum/bersih (PAB) bagi masyarakat adalah mencegah penyakit bawaan air tersebut. Dengan demikian diharapkan semakin banyak cakupan masyarakat menggunakan air bersih, maka semakin turun morbiditas (angka kesakitan) penyakit bawaan air tersebut.
12)Kualitas air minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak bera¬sa, tidak berbau, dan tidak mengandung kuman patogen maupun  segala mahluk yang membahayakan kesehatan manusia. Disamping itu air juga tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Atas dasar inilah dibuat suatu standar air mtnum yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada di dalam air minurn. Standar, air minum harus memenuhi empat parameter yaitu : (1) parameter fisis, (2) parameter kimiawi, (3)parameter biologis, dan (4)parameter radiologis. Di Indonesia standar air minum telah mengalami beberapa kali perbaikan, yang dimulai dibuat pada tahun 1975, tahun 1990 dan terakhir tahun 2002.
13)Parameter standar air minum
Parameter fisis ; meliputi bau, jumlah zat padat terlarut ( Total Dissolved Solids/TDS), kekeruhan, rasa, suhu dan warna. Parameter kimia¬wi; dikelompokkan menjadi kimia anorganik (air raksa, aluminium, arsen, barium, besi, fluorida, cadmi¬um, tembaga, khlorida, khromium, cadmium, mangan, natritim, nitrat, nitrit, perak,  selenium, seng, sianida, sulfat, sulfida, timbal) dan kimia organik (aldrin, diel¬drin, benzena, benzo a pyrene, chlordane, chloroform, 2.4 D, DDT, detergen, dichloro¬etane, heptachioor, gamma hexachloro benzena, methoxychlor, pentachiorbphenol, tri¬chloropenol, zat organik), PH air minum sebaiknya netral.  Parameter biologis yang dicantumkan dalam parameter bmikrobiologis adalah  Koliform tinja dan total Koliform, merupakan indicator bagi berbagai mikroba yang dapat berupa parasit (protozoa, metazoa, tungau), bakteri pathogen dan virus Parameter radiologi; meliputi sinar alfa,  beta dan gamma. Perbedaan ketiga macam sinar radioaktif tersebut terletak pada kemampuan menembus tubuh.
Sinar alpha sulit menembus kulit, sehingga efek yang terjadi bersifat local, tetapi bila tertelan lewat minuman, dapat merusak sel2 saluran pencernaan. Sinar beta, merupakan electron, sehingga dapat menembus kulit dengan kedalaman tergantung aktifitasnya, sehingga yang terjadi bisa lebih luas lagi. Sinar gamma (sinar X), menembus tubuh lebih dalam lagi, dipergunakan untuk diagnostik (sinar Rontgen) maupun pengobatan untuk mematikan sel2 kanker. Namun demikian dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan kanker darah dan cacat bawaan pada janin didalam kandungan
14)Pengendalian kualitas hidrosfir
Jumlah (volume) air di bumi relative tidak berubah (siklus hidrologi), tetapi dengan meningkatnya pemanfaatan air, maka kualitasnya yang dapat berubah. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk menjaga air tetap berkualitas, yaitu : (1) penghematan dan konservasi, (2) minimisasi pengotoran dan pencemaran, dan (3) maximisasi daur ulang dan pemanfaatan kembali. Sedangkan pengendalian kualitas air meliputi : (1) standar desain, (2) standar kinerja, dan (3) standar procedural. Standar disain adalah standar yang menentukan jenis2 sistem yang dapat digunakan, ukuran, karakteristik material dan peralatan yang dipakai. Misal ; system penyaluran air limbah harus terpisah dengan air hujan, air permukaan yang dipakai air minum harus harus diolah sebelum dimanfaatkan, air limbah domestic harus melalui pengolahan tahap sekunder. Standar kinerja, terbagi dalam tiga standar, yaitu : (1) standar stream/aliran, (2) standar efluen, dan (3) standar penyisihan (removal). Standar stream untuk menunjukkan kualitas air yang ingin dipertahankan. Standar efluen untuk menentukan batas2 zat2 apa yang buang kedalam aliran air terbuka, sedangkan standar penyisihan untuk menentukan prosentase suatu zat yang harus dihilangkan, missal menghilangkan 85% BOD dari suatu air limbah.
15)Pencegahan penyakit
Untuk mencegah penyakit bawaan air dilakukan pengelolaan air minum dan air buangan secara terpadu, karena semakin banyak PAM akan semakin banyak pula air buangannya. Air buangan adalah semua air/zat cair yang tidak lagi dipergunakan, sekalipun kualitasnya mungkin baik. Oleh karena sifat buangannya berbeda, mak air buangan dibagi menjadi dua bagian yaitu :(1) air buangan industri dan (2) air buangan domestik.
16)Penilaian kualitas hidrosfir
Dengan berlakunya baku mutu untuk badan air, air limbah, dan air minum, maka dapat dilakukan penilaian kualitas hidrosfir untuk berbagai keper¬luan. Secara praktis untuk dapat melakukan penilaian, diperlukan kemampuan memeriksa air, baik dilihat dari segi fisis, kimiawi, biologis, maupun radiologis, yaitu (1) diperlukan prosedur standar untuk pemeriksaan air, (2) diperlukan ahli dalam pemeriksaan air, dan (3) diperlukan laboratorium beserta peralatannya. Hasil pemeriksaan ditertukan oleh : (1) pengambilan sampel air, (2) jenis sampel, dan (3) frekuensi pengambilan sampel.
17)Peran wanita
Untuk dapat mencapai tujuan kesehatan lingkungan air, mereka yang sangat berkepentingan dengan penyediaan air bersih dan sanitasi perlu diikutsertakan, yaitu kaum wanita. Mereka yang mengurus ketersediaan minuman, makanan, air untuk mandi, cuci, kakus, dan sebagainya. Keberadaan sumber air bersih yang dapat diterima masyarakat akan sangat membantu, mempermudah, dan mernperingan beban kehidupan masyarakat pada umumnya dan kaum wanita pada knususnya,
Modul 6
LINGKUNGAN TANAH ( LITOSFIR )
1)Lingkungan Litosfir
Lingkungan litostlr adalah lingkungan semua bagian bumi yang padat, mulai dari pusat bumi ( core ) sampai ke permukaan. Pusat bumi ( core ) terdiri sebagian besar nikel dan hesi, berdiameter kurang lebih 6900 km, bersuhu 3.000 - 4.OOO C, dan mempunyai 'tekanan barometris sebesar 3,5 juta atmosfir. Sebelah luar core terdapat lapisan yang terdiri dari besi dan magnesium silikat, tebalnya sekitar 2.850 km, dan di sebelah luarnya lagi terdapat batuan yang terdiri dari silica magnesium dan silika alumina yang merupakan dasar lautan dan daratan. Lapisan teratas/terluar dari litosfir disebut dengan tanah ataupun lahan mencakup 29% dari permukaan bumi. Sekalipun tanah merupakan bagian kecil dari litosfir, tetapi sangat penting artinya bagi kehidupan dan kesehatan masyarakat, sebagai penunjang kehidupannya. Gambar penampang lapisan Lithosfir, sebagai berikut :
2)Struktur litosfir
Sekalipun benda padat, tetapi struktur litosfir ber-ubah2 karena adanya gerakan lempengan2 bumi, aktivitas gunung api, cuaca, erosi batuan, pengendapan flora dan fauna yang mati, pelapukan dan lain2nya. Berdasarkan strukturnya litosfir merupakan reservoir mineral, air, zat hara bagi tumbuhan, dan sobagainya. Kesemuanya itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan budaya manusia.
3)Tanah
Merupakan merupakan bagian yang paling tipis dari seluruh lapisan bumi, tetapi pengaruhnya terhadap kehidupan sangat besar. Tanah terdiri dari berbagai lapisan yang disebut horizon, yaitu (1) horizon A (top soil), (2) horizon B (sub soil), (3) horizon C, yang merupakanhasil pelapukan batuan dan (4) bedrock ( batuan-batuan).
4)Pengaruh litosfir terhadap kesehatan
Pengaruh litosfir terhadap kesehatan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung litosfir dapat mempengaruhi keseha¬tan, karena mengandung berbagai zat fisis, kimia, dan biologis yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat dalam bentuk penyakit bawaan tanah (soil borne diseases) sedangkan tidak langsung akibat dari pemanfaatan lahan khu¬susnya, kesehatan lingkungan kelembagaan, persampahan, kesehatan lingkungan kerja, dan radiologis.
 5)Pengaruh langsung
Berupa penyakit bawaan tanah (soil borne diseases), yang dapat berupa penyakit menular (bakteri, jamur, cacing) maupun penyakit tidak menular (zat2 kimia) dan nama penyakit dan penyebabnya dapat dilihat pada tabel berikut :
6)Pengaruh tidak langsung
Pengaruh tidak langsung, terjadi sebagai akibat pemanfaatan lahan yang dipergunakan untuk aktivitas/kegiatan manusia. Adapun tata guna lahan dapat dikelompokkan, yaitu : (1) Untuk kelembagaan/institusi (pemukiman, pendidikan & latihan, Rumah Sakit, Industri, perhotelan dan angkutan darat), (2) Untuk pembuangan limbah padat (persampahan), (3) Untuk radioaktivitas (penelitian, diagnostic/pengobatan)  Usaha kesehatan lingkungan institusi/kelembagaan, popu¬lasi, bangunan dan fungsinya perlu diperhatikan. Misalnya kualitas dan pemeliharaan bangunan pemukiman, lembaga pendidikan dan latihan, limbah rumah sakit, kelaikan angkutan, peralatan hotel dan motel dan lain sebagainya
7)Persampahan
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya. Berdasarkan atas sifat2 biologis dan kimianya, maka sampah dibedakan menjadi empat, yaitu : (1) Sampah yang dapat membusuk (garbage) : sisa2 makanan, daun dsnya (2) sampah yang tidak dapat/sulit membusuk (refuse) : kertas, plastic,gelas, logam (3) sampah yang berupa debu/abu dan (4) sampah yang berbahaya, mengandung zat kimia atau fisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas maupun kualitas sampah, yaitu : (1) jumlah penduduk, pengelolaan sampah berpacu dengan laju pertambahan penduduk  (2) keadaan sosial ekonbmi, semakin maju sosek masyarakat , maka selain jumlah sampah per kapita bertambah juga kualitas sampah yang tidak mudah membusuk semakin bertambah dan (3) kemajuan teknologi, menjadikan pemakaian bahan baku  dan cara pengepakan semakin beragam.
8)Pengaruh sampah terhadap kesehatan
Dapat dikelompokkan menjdi efek yang langsung maupun tidak langsung. Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak langsung dengan sampah tersebut, misalnya sampah beracun, karsinogenik (penyebab kanker), teratogenik (mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan) dan sampah yang mengandung kuman pathogen. Sedangkan efek yang tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusu¬kan, pembakaran, dan pembuangan sampah. Terjadi dekomposisi secara aerobic, fakultatif sampai anaerobic bila oksigen telah habis, sehingga menghasilkan cairan yang disebut leachate ( mengandung zat kimia : Ca, Mg, Na, K, Fe, Cl, SO4, Zn, CO2, NH3, H2S) yang berbahaya bagi tubuh. Efek tidak langsung lainnya (penyakit bawaan sampah) adalah berupa sumber penyakit menular (dysentri, cholera,typhus abdominalis, ascariasis) maupun tidak menular (keracunan logam berat, CO,H2S) yang dapat disebarkan oleh vektor (lalat, kecoa,tikus).
9)Tehnik Pengelolaan dan pengolahan Sampah
Beberapa pendekatan dan teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah yang dapat dilaksanakan antara lain : (1) Komposting, terutama untuk jenis garbage,  merupakan proses dekomposisi dan stabilisasi bahan secara biologis dengan produk akhir yang cukup stabil (mengandung C,N,P,K yang tinggi dan koliform yang rendah) untuk digunakan pada pertanian, tanpa pengaruh yang merugikan, (2) Incenerasi (pembakaran) : untuk jenis refuse, (3) Proses lainnya, seperti untuk pembuatan kerajinan, dan lainsebaginya. Namun demikian beberapa tehnik pengolahan sampah tersebut sering mengalami kegagalan. Oleh karena itu dibutuhkan paradigm lain yang disebut “clean production” (produksi bersih), yang berupa prinsip2 pengelolaan sampah dalam keseharian, yaitu : prinsip 4 R; (1) Reduce (mengurangi), yaitu meminimalisasi barang atau material yang dipergunakan, (2) Re-use (memakai kembali), yaitu memilih barang yang bisa dipakai kembali dan menghindari pemakaian barang yang disposable (sekali pakai), (3) Recycle (mendaur ulang), sedapat mungkin barang2 yang sudah tidak berguna, bisa didaur ulang (plastic,kaca, logam, dsbnya), (4) Replace (mengganti), yaitu mengganti barang2 yang dipakai se-hari2 dengan barang yang lebih tahan lama. 
Modul 7
LINGKUNGAN FLORA DAN FAUNA (BIOSFIR)
1)Biosfir (Ekosfir)
Biosfir, adalah lingkungan yang terdiri atas flora dan fauna, terkecuali manusia. Batas biosfir ditentukan sampai pada batas dimana tidak lagi terdapat benda hidup, yaitu kira2 5 mil diatas permukaan laut dan beberapa mil kedalam laut. Kumpulan berbagai populasi tumbuhan atau hewan di suatu daerah tertentu disebut komunitas dan interaksi antar organism yang ada didalamnya dengan lingkungannya disebut ekosistem. Seluruh ekosistem didunia ini berhubungan satu dengan lainnya, membentuk ekosfir. Stabilitas suatu ekosistem dapat dipertahankan melalui tiga mekanisme yaitu : (1) mengendalikan laju aliran energy yang melalui ekosistem, (2) mengendalikan laju siklus kimia/materi di dalam ekosistem, (3) memelihara diversitas ( jumlah spesies dibanding jumlah organism yang ditemukan) biota dan hubungan rantai makanan.
2)Kekayaan alam Indonesia
Indonesia adalah Negara yang kaya akan berbagai jenis fauna dan flora. Sekitar 17% dari species biota dunia ada di Indonesia. Sebanyak 11% dari tumbuh2an berbunga, 12% mamalia, 15% amphibi dan reptilian, 37% ikan dan 10% mikroorganisme dunia ada di Indonesia. Demikian pula flora yang telah dimanfaatkan, terdapat 360 jenis sayuran, 70 jenis umbi2an, 60 jenis tanaman penyegar, 50 jenis tanaman rempah dan 940 jenis tanaman obat2an
3)Pengaruh Bisfir terhadap kesehatan
Pengaruh biosfir terhadap kesehatan dapat terjadi secara tidak langsung dan secara langsung. Elemen biosfir dapat sebagai sumber daya hayati yang  secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Misalnya : sebagai bahan baku sandang, pangan, papan/perumahan, industry, obat2an dan lain2nya. Semakin sejahtera manusia/masyarakat, diharapkan semakin meningkat derajat kesehatannya. Sedangkan pengaruh langsung terhadap kesehatan oleh karena : (1)  biosfir sebagai sumber energi bagi manusia, sering menjadi sumber permasalahan, seperti jumlah produksinya, distribusi yang tidak merata diantaranya, sehingga ada daerah/Negara kelebihan pasokan pangan, sementara daerah lain kekurangan pangan, (2) diantara elemen biosfir yang secara langsung membahayakan kesehatan secara fisik, misalnya harimau, beruang, ular dan lain sebaginya,(3) ada elemen biosfir sebagai mikroorganisme yang pathogen (bakteri, virus, rikettsia, protozoa, fungi dan metazoa), (4) berperan sebagai vektor (memindahkan bibit penyakit), seperti nyamuk, kecoa, lalat, tikus), baik berupa vektor biologis (nyamuk : Aedes agypti, Anopheles, tikus) maupun vektor mekanis (kecoa, lalat). Makanan selain bermanfaat bagi manusia, tetapi juga sangat baik untuk pertumbuhan mikroba yang pathogen. Gangguan kesehatan yang terjadi akibat makanan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : (1) Keracunan makanan, (2) Penyakit bawaan makanan.
4)Keracunan makanan
Adalah keadaan yang menimbulkan gangguan pencernaan atau gangguan tubuh lainnya (syaraf, ginjal) secara mendadak, yaitu dalam waktu 2-40 jam setelah makan. Keracunan makanan bisa terjadi sebagai akibat racun asli tanaman atau hewan atau racun akibat makanan/minuman terkontaminasi mikroba atau zat kimia. Tanaman yang beracun mengandung HCN, asam oxalate dan fluor organic adalah singkong gendruwo, caladium, dieffenbachia, poinsettia/kastuba dan philodendron. Jamur pembentuk mycotoxin, seperti aspergellus flavus, penicillium, fusarium. Algae : pyrrophyceae, cyanophyceae, chrysophyceae. Jenis hewan : dinoflagelata, anemones, starfish, sea eucumber (Invertebrata), balloon fishes, fugu fishes, hati hiu (vertebrata) dan mammalia ( polar bear, hati anjing, singa laut)
5)Penyakit Bawaan Makanan
Penyakit bawaan makanan adalah suatu penyakit umum yang dapat diderita seseorang akibat memakan suatu makanan yang terkontaminasi mikroba pathogen (kecuali keracunan makanan) . Dengan demikian pada hakekatnya penyakit bawaan makanan tidak dapat dipisahkan secara nyata dari penyakit bawaan air. Contoh penyakit bawaan makanan ; (1) virus : diare, hepatitis A, (2) bakteri : cholera, dysentri basiler, typhus abdominalis, TBC usus, (3) protozoa : dysentri amoeba, (3) metazoan (cacing) : ascaris, oxyurasis, trichinosis, trichuriasis, ancylostomiasis, taeniasis, dan lain-lainnya. Makanan yang terkontaminasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : tangan kotor, alat2 makan kotor, makanan mentah dan matang disimpan bersama, sayuran/buah2an terkontaminasi, pengolah makanan penderita sakit dan lain2nya.
6)Hewan sebagai vektor penyakit
Vektor panyakit adalah hewan (serangga) hidup yang tergolong arthropoda yang berperan sebagai penyebar penyakit. Arthropoda adalah hewan yang seluruh badannya beruas-ruas yang dihubungkan dengan sendi membentuk kaki,perut, dada dan kepala dan seluruh badannya diliputi zat khitin. Hewan arthropoda memiliki 6 kelas dan 4 kelas diantaranya penting bagi kesehatan, yaitu : arachnida, crustacean, pentasomida dan hexapoda. Contoh vektor hexapoda antara lain : (1) nyamuk : Culex, anopheles dan aedes (2) lalat : genus musca, (3) kutu :pedicullus, phthirus, (4) pinjal :xenopsylla, ctenocephallus, (5) tungau.: 
7)Pengendalian vector
Ada beberapa cara pengendalian vector yang bisa dilakukan, yaitu : (1) kimiawi, (2) biologis, (3) rekayasa, dan (4) terpadu. Pengendalian vektor secara kimiawi, sudah dikenal sejak lama, yaitu dari penggunaan DDT yang bersifat persisten (tidak dipergunakan lagi) sampai penggunaan insektisida yang mudah terurai. Kelemahan cara kimiawi,  sering terjadi resistensi vector,  biaya mahal dan bertambah banyaknya sarang2 nyamuk/ insekta baru  akibat pertumbuhan penduduk yang cepat. Pengendalian cara kimia dilakukan sebagai penunjang pengendalian cara rekayasa, yaitu apabila terdapat kejadian luar biasa (KLB) atau pada daerah dengan tingkat insekta yang tinggi.  Pengendalian vektor secara biologis, dilakukan dengan dua cara, yaitu : (1) memelihara musuh alaminya (pemangsa), (2) mengurangi fertilitas (kesuburan) insekta, dilakukan dengan me radiasi insekta janin sehingga steril, kemudian menyebarkannya diantara insekta betina ( mahal dan tidak efisien). Pengendalian vektor secara rekayasa, pengendalian dengan cara ini, ditujukan untuk mengurangi sarang insekta (breeding places) dengan melakukan manipulasi (meningkatkan salinitas air) dan modifikasi lingkungan dengan cara memperbaiki kualitas lingkungan (penimbunan genangan air, pengeringan, perbaikan tempat pembuangan sampah sementara/akhir (TPS/TPA). Pengendalian vektor secara terpadu, strategi ini dilaksanakan atas dasar ekologi vector, sehingga dapat diketahui karakteristik habitat, usia hidup, probabilitas (kemungkinan) terjadi infeksi pada vector dan manusia. Bentuk kegiatan pengendalian secara terpadu adalah dengan meningkatkan partisipasi masyarakat, kerjasama lintas sektoral mapun program dan lain sebaginya.  
 Modul 8
LINGKUNGAN INTERAKSI ANTAR MANUSIA (SOSIOSFIR)
1)Sosiosfir dan kesehatan
Sosiosfir adalah lingkungan yang tercipta akibat terjadinya interaksi antar manusia secara nalar (rasional), yang menyebabkan tersalurkannya budaya dari orang ke orang atau dari generasi ke generasi berikutnya. Atas dasar tersebut masyarakat menentukan berbagai nilai/ norma sebagai pegangaan/ acuan untuk bersosialisasi. Lingkungan social merupakan lingkungan yang paling penting dalam menentukan kesehatan lingkungan. Seperti diketahui, kejadian penyakit disebabkan oleh unsur fisis, kimiawi dan biologi, tetapi unsur2 tersebut keberadaannya ditentukan oleh perilaku manusianya. Dengan demikian, apabila ada manusia sakit/ terganggu kesehatannya, berarti bahwa perilaku dan dan budaya manusia/ masyarakatnya yang “mengizinkan” ia menjadi sakit. Sehingga kejadian penyakit di masyarakat dapat digunakan untuk menilai taraf perilaku dan budaya masyarakatnya.
2)Demografi dan kesehatan lingkungan
Demografi adalah ilmu yang mempelajari statistik dan matematik tentang besar, komposisi, distribusi dan perubahan2nya sepanjang masa. Ada lima komponen demografi, yaitu : (1) kelahiran (fertilitas), (2) kematian (mortalitas), (3) perkawinan, (4) migrasi dan (5) mobilitas social. Juga dipelajari, jumlah penduduk dan distribusinya menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, agama dan laju pertambahan penduduk.
3)Parameter sosiosfir
Parameter yang dipergunakan untuk mengukur kualitas masyarakat antara lain adalah : (1) Crude Birth Rate (CBR), adalah angka kelahiran kasar, (2) Infant Mortality Rate (IMR), adalah angka kematian bayi (AKB), (3) Taraf pendidikan; Angka Melek Huruf (AMH), Rata2 Lama Sekolah (RLS), (4) Produk Domestik Bruto (PDB), (5) Produk Nasional Bruto (PNB), (6) Beban Tanggungan (dependency ratio). Parameter tersebut masing2 dapat memberi gambaran indikasi kualitas suatu keadaan, misalnya CDR member informasi akan pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit, gizi dan sebagainya. Sedangkan IMR mengindikasikan kualitas lingkungan tempat tinggal bayi, air bersih, sanitasi, gizi, kesejahteraan ibu dan lain2nya. Semakin tinggi CDR dan IMR, maka semakin rendah angka harapan hidup (AHH) masyarakat dan sebaliknya. Oleh karena itu perlu berbagai upaya untuk menekan/menurunkan CBR dan IMR tersebut
4)Penyakit Bawaan Sosiosfir
Lingkungan sosial (Sosiofir) sangat berpengaruh terhadap penularan, penyebaran dan “pelestarian” agent didalam lingkungan, akibat dari perilaku masyarakat. Penyakit menular dapat terjadi : (1) secara langsung dari orang ke orang, antara lain : penyakit kelamin, penyakit kulit, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan dan lain2nya, (2) melalui media air, udara, tanah, makanan dan vektor. Sedangkan budaya atau gaya hidup sering dikaitkan dengan kejadian penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, hypertensi, Diabetes Mellitus, Hypercholesterolemia, kanker dan lain2nya.
 5)Pengelolaan Sosiosfir
Lingkungan sosial perlu dikelola dengan pendekatan2 antara lain : (1) pedekatan administratif, (2) pendidikan formal dan tidak formal, (3) pelayanan, (4) integrasi. Pendekatan administrative, berupa Undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, surat edaran yang jelas dan lain2nya, sehingga masyarakat mengerti dan mendukungya. Pendidikan masyarakat baik yang formal maupun tidak formal penting dilakukan dengan tujuan memberi pemahaman dan mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat. Selain dari itu diperlukan juga pendekatan penunjang, yaitu pelayanan kepada masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam, misalnya penyediaan prasarana dan sarananya.  Pendekatan yang paling  efektif dan efisien adalah dengan mengintegrasikan semua pendekatan tersebut secara komprehensif dan koordinatif